Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Balik Surya Paloh, Hasto Singgung Nasdem Jadikan Jaksa Agung Alat Politik

Kompas.com - 18/07/2023, 05:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyentil balik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menilai revolusi mental ala Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum berjalan optimal.

Hasto merasa sentilan ini perlu ia sampaikan karena menilai Surya Paloh sudah menyerang Jokowi terlebih dulu.

Mulanya, Hasto menyindir Surya Paloh yang perlahan ditinggal kader Nasdem saat memberikan pidato politik di Apel Siaga Perubahan, Minggu (16/7/2023).

"Menyampaikannya (sindiran terhadap revolusi mental Jokowi) kan ketika pesertanya (peserta Apel Siaga Perubahan) pada pergi. Jadi, pesertanya sudah pergi kalau kita lihat monitoringnya," kata Hasto ditemui di sela-sela pelatihan juru kampanye (jurkam) pemenangan Ganjar Pranowo, Senin (17/7/2023) malam.

Baca juga: Anggap Revolusi Mental Jokowi Belum Optimal, Surya Paloh: Sayang Seribu Sayang

Kemudian, Hasto menyindir lagi Surya Paloh. Menurut dia, justru karena Partai Nasdem, revolusi mental Jokowi seolah terhambat.

Ia menyinggung Jaksa Agung periode pertama Jokowi, yaitu HM Prasetyo yang merupakan kader Nasdem menyalahkan gunakan instrumen hukum.

"Tetapi dari evaluasi yang dilakukan, salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya, sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik," ujar Hasto.

Baca juga: Jokowi Tanggapi Kritik Surya Paloh yang Sebut Revolusi Mental Belum Maksimal

Atas serangan Surya Paloh, Hasto mengaku partainya tak bisa berdiam diri. Meskipun, awalnya Hasto mengaku enggan menanggapi, tetapi harus dijawab karena Surya Paloh sudah menyerang Jokowi terlebih dulu.

"Tapi PDI-P kan tidak mencampuri urusan partai lain hanya ketika ini sudah menyentuh presiden Jokowi ya kami memberikan tanggapan," tutur dia.

Ia lalu meminta Surya Paloh dan Nasdem berkaca pada diri sendiri sebelum menyampaikan sentilan kepada Kepala Negara.

"Ya sebaiknya daripada memercik air didulang ke muka sendiri, ya lebih baik kalau menyampaikan ke kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif," tutup Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Surya Paloh menyebutkan, gagasan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi belum optimal.

Ia mengatakan, pada 2014, Nasdem mendukung Jokowi untuk menjadi presiden karena yakin bisa membawa perubahan.

"Kita memberikan dukungan secara totalitas, kenapa? Karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi, gagasan, dan pemikiran (Jokowi) yang sama dengan apa yang kita miliki," ujar Surya Paloh dalam pidatonya pada pergelaran Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu.

Baca juga: Surya Paloh: Kita Terjebak dalam Indonesia yang Munafik

"Logika kita menyatakan, kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat, seperti apa yang kita harapkan," katanya lagi.

Namun, ia menganggap gagasan dan ide Jokowi itu belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.

"Tapi, sayang seribu sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan tenggelam," ujar Surya Paloh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com