PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepuasan dan kegembiraan terkait perkembangan industri pertahanan di Indonesia, sebagaimana disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 10 Juli 2023.
Laporan ini terkait langkah Indonesia membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Qatar, pada Rabu, 14 Juni 2023.
Kesepakatan pembelian jet tempur bekas ini terdiri dari sembilan jet tempur kursi tunggal dan tiga jet tempur kursi ganda, dengan total biaya sekitar 800 juta dollar AS atau setara dengan Rp 12 triliun.
Pembelian 12 jet tempur tersebut dan pengadaan lainnya menegaskan bahwa Kementerian Pertahanan memiliki anggaran pengadaan terbesar hingga pertengahan tahun 2023.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pertemuan kerja dengan Badan Anggaran DPR pada Selasa, 11 Juli 2023, terungkap bahwa dari total pengeluaran barang dalam semester pertama tahun 2023 sebesar Rp 147,4 triliun, yang mengalami pertumbuhan 2 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 144,6 triliun, Kementerian Pertahanan mengalokasikan Rp 21,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan barang milik negara (BMN) di darat, laut, dan udara, serta peralatan pertahanan dan layanan kesehatan.
Laporan itu sebaiknya tidak melulu ditilik dan ditelisik dalam spektrum penggelontoran duit, tapi lebih dalam dengan meninjau aspek dan prospek geostrategi pertahanan.
Indonesia telah lama berusaha keras untuk mengganti armada udaranya yang sudah tua, yang meliputi pesawat F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan pesawat jet Sukhoi Su-27, serta Su-30 buatan Rusia.
Pada 2017, Indonesia telah mengumumkan rencana pembelian 11 pesawat jet Su-35 dari Rusia, yang dibayarkan dengan uang tunai dan komoditas Indonesia.
Namun Kemenhan RI mengatakan bahwa rencana itu terhambat sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia.
Tentu saja semua itu bukan sekadar cukilan sejarah, bukan pula semacam literasi negera membeli persenjataan. Melainkan penegasan bahwa alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) adalah pertahanan bangsa yang sangat penting dalam konteks geostrategi dan geopolitik.
Tambahan pula geostrategi dan geopolitik Indonesia mengacu pada pemahaman tentang hubungan antara geografi, kekuatan militer, dan politik dalam konteks keamanan dan kepentingan nasional.
Oleh karena itu, dari perspektif geostrategi, peralatan pertahanan Indonesia tidak mengabaikan kondisi geografis dalam mengembangkan strategi pertahanan yang efektif.
Hal ini melibatkan pemahaman tentang ancaman, sumber daya, rute komunikasi, dan kapabilitas militer di wilayah tersebut.
Dalam hal ini, geostrategi berfokus pada penggunaan sumber daya militer dan sistem pertahanan untuk melindungi kepentingan nasional.
Sementara itu, geopolitik memainkan peran penting dalam penentuan alutsista pertahanan, tidak lain mencakup hubungan politik, ekonomi, dan keamanan antarnegara di dalam suatu wilayah atau global.
Persaingan dan kepentingan geopolitik dapat memengaruhi kebutuhan alutsista dan strategi pertahanan negara.
Selain itu, geopolitik juga dapat memengaruhi pilihan aliansi dan kerjasama pertahanan suatu negara.
Negara dapat memilih untuk mengembangkan alutsista yang kompatibel dengan aliansi pertahanan regional dengan negara-negara mitra strategisnya.
Dari sini kemudian kerjasama dalam pengembangan dan produksi alutsista untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan, serta mengurangi ketergantungan pada impor senjata dari negara lain.
Peralatan pertahanan mencakup semua peralatan militer yang digunakan untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Oleh karena itu, komponen penting dari pertahanan melibatkan upaya yang sungguh-sungguh.
Terutama dalam era globalisasi dan ancaman yang berkembang, keberadaan peralatan pertahanan yang modern, tangguh, dan efektif menjadi kewajiban Indonesia dalam menjaga stabilitas dan keamanan.
Upaya ini telah membuahkan hasil, yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang memiliki peralatan pertahanan canggih dan terkini.
Di antaranya, dalam matra udara, Indonesia memiliki jet tempur F-16 Fighting Falcon yang canggih dengan avionik dan sistem senjata modern.