Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rekonsiliasi Hubungan SBY-Megawati, AHY: Tidak Bisa Dipaksakan, Biarkan Mengalir

Kompas.com - 15/07/2023, 07:46 WIB
Tatang Guritno,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meyakini bahwa Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri suatu saat bisa berkomunikasi lagi.

Hal itu dia sampaikan menanggapi kicauan SBY di akun Twitter @SBYudhoyono soal menaiki kereta api menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam gerbong yang sama dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati.

“Sejarah juga mencatat bahwa sebenarnya selalu ada niatan baik untuk bertemu kembali, bersilaturahim antara dua pemimpin bangsa tersebut,” ucap AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Soal Cawapres Anies, AHY: Surprise dari Mana? Sudah Terbaca

Bagi AHY, mimpi SBY menunjukkan adanya keinginan untuk bisa berjumpa dengan Megawati. Pasalnya, hubungan Demokrat dan PDI-P mulai berjarak sejak 2004.

Namun, ia meminta semua pihak menunggu wacana tersebut terwujud. AHY mengaku enggan berupaya terlalu jauh untuk bisa mempertemukan SBY dan Megawati meskipun ia telah bertemu dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

“Kita juga paham, tidak ada yang bisa dipaksakan satu sama lain. Biarkan itu mengalir. Paling tidak saya dan Mbak Puan membangun komunikasi yang baik, tapi pada akhirnya sama-sama menghormati dan menghargai poisisi politik masing-masing hari ini,” kata dia.

Terakhir, ia menganggap mimpi SBY menunjukkan keinginan terdalam untuk bisa bertemu Megawati. Hal itu juga amat dinantikan masyarakat.

“Yang bisa saya jelaskan di sini adalah itu (mimpi SBY) di bawah alam sadar, ada harapan dari semua, termasuk Pak SBY (bertemu Megawati),” imbuh AHY.

Baca juga: Cawe-cawe Jokowi, Diingatkan SBY, Dikritik AHY

Diketahui, hubungan kedua figur tersebut pernah sangat dekat ketika SBY didapuk Megawati untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada tahun 2001.

Hubungan SBY dan Megawati mulai berjarak jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, di mana SBY memutuskan untuk hengkang dari Kabinet Gotong Royong untuk maju sebagai calon presiden (capres) didampingi Jusuf Kalla.

SBY dan Megawati lantas bertarung pada Pilpres 2004 dan 2009.

Pada dua kontestasi elektoral tersebut, SBY keluar sebagai pemenang dan menjabat periode keduanya bersama Boediono.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkapkan, komunikasi PDI-P dan Demokrat tak pernah benar-benar putus ketika suami Megawati, almahrum Taufiq Kiemas, menjabat sebagai Ketua MPR RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com