Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Jebakan "Petugas Partai" dan Kedewasaan Politik Capres Pilihannya

Kompas.com - 13/07/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Beberapa orang mengubah partai mereka demi prinsip mereka, yang lain mengubah prinsip mereka demi partai mereka" - Winston Churchill

BICARA kedewasaan artinya sudah bisa mandiri, memiliki inisiatif sendiri yang tidak mudah disetel oleh orang lain. Atau dari ukuran usia yang sudah dianggap dewasa atau matang.

Namun kelihatannya istilah atau kondisi itu tidak berlaku dalam politik, ketika kita terkurung dalam kondisi menjadi “petugas partai” atau “orang bayangan” dari kekuatan yang dianggap punya legitimasi dan kekuatan super power yang sulit dipatahkan dan dilawan.    
    
Apakah konsep militansi memang harus begitu? Posisi Ganjar Pranowo saat diusung sebagai Capres PDI-Perjuangan 2024 jelas akan tersandera "Demokrasi ala PDI Perjuangan".

Menempatkan siapapun kader partai dari PDI Perjuangan yang duduk di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif sebagai "Petugas Partai".

Apakah garis komando "Petugas Partai" model itu salah, sangat bergantung pada subyektifitas yang menilai.

Bagi internal PDIP, sebagai partai penyokong utama kandidat tentu sudah menggariskan kebijakan untuk menjalankan amanah partai sebagai garis komando vertikal dengan pucuk pimpinannya.

Ganjar Pranowo paham betul dengan posisi politik setelah dicalonkan oleh PDI-P untuk duduk di Istana Negara melalui Pilpres 2024 nantinya. Posisi dan kedudukan politik yang pernah dan masih dirasakan Presiden Joko Widodo sebagai "dilema".

Prabowo dan Egosentrisme

Di sisi lain yang menarik dari Prabowo Subianto, dengan elektabilitasnya yang tak pernah kendor sejak maju dalam pencalonan, barangkali didukung oleh pengalamannya sebagai runner up capres mengajarkannya berpolitik lebih santun.

Kesediaan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan dan pribadi yang perlu di kedepankan. Sikap elegan yang tidak semua orang akan mampu melakukannya sebagai keputusan yang dilematis.

Terbukti Prabowo Subianto bersedia untuk masuk "Kabinet Indonesia Maju". Meninggalkan ego kepentingan partai atau golongan dan pandangan sumir sebagian pendukungnya di Pilpres 2019.

Sekalipun dianggap sebagai keputusan aneh oleh para pendukungnya yang sudah berjibaku mati-matian mendukungnya.

Namun menurut kata seorang pakar politik, justru mereka yang menolak Prabowo masuk dalam Koaliasi Indonesia Maju-lah yang sebenarnya patut disebut sebagai (maaf) pengkhianat.

Karena dengan keputusan itu, artinya Prabowo menanggalkan egonya demi kepentingan yang lebih besar.

Sikap Prabowo yang mengesampingkan egosentrisme jelas memberi pembelajaran politik, bagaimana menempatkan "Demokrasi yang Sesungguhnya" untuk kepentingan yang lebih besar.

Inilah barangkali yang membuat elektabilitas Prabowo tak pernah terjun bebas hingga saat ini. Dibandingkan beberapa capres lain yang dianggap secara politik “ngotot” dan “ambisius” dengan target dan perintah partai.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com