Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Ungkap Pertemuan Tertutup Megawati dengan Zulhas dan Mardiono, Bahas Cawapres Ganjar

Kompas.com - 13/07/2023, 06:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkap adanya pertemuan tertutup antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono dan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas.

Hal ini diungkapkan Hasto setelah ditanya jurnalis senior Harian Kompas sekaligus pembawa acara Satu Meja The Forum, Budiman Tanuredjo, terkait PPP yang masih mendorong agar Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Mulanya, Hasto menyatakan bahwa PDI-P terus membangun komunikasi dengan kandidat cawapres Ganjar, di antaranya Sandiaga Uno dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca juga: PDI-P Beri Sinyal Cawapres Ganjar Diumumkan September 2023

"Dengan dialog itu kita bisa mencari siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo. Dan ini merupakan hal yang sangat penting," kata Hasto dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Rabu (12/7/2023) malam.

Hasto juga mengakui bahwa PDI-P terus mendengarkan beragam masukan dan usulan dari partai politik lain terkait cawapres Ganjar.

Selain Erick dan Sandi, diakuinya bahwa PDI-P turut mendengarkan usulan dari Partai Golkar yang menginginkan Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto diusung sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.

Baca juga: Waketum Golkar: Tadinya Orang Tak Pernah Membayangkan PDI-P dan Demokrat Bertemu

Setelah itu, Hasto mengungkap adanya pertemuan tertutup antara Megawati dengan Mardiono maupun Zulhas.

Kata dia, pertemuan itu sudah membahas berbagai kemungkinan nama-nama yang diusulkan sebagai cawapres Ganjar.

"Karena pertemuan tertutup pada saat Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Pak Haji Mardiono, Ketum PPP. Pak Zulkifli Hasan. Itu sebenarnya sudah membahas juga berbagai kemungkinan-kemungkinan," ungkap Hasto.

Perlu diketahui, PAN menawarkan nama Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar atau pun kepada bacapres lainnya.

Baca juga: Sudah Kerja Sama dengan PPP, PDI-P Akui Terus Komunikasi ke Lima Parpol Parlemen Ini

Terkait nama Sandi dan Erick, diakui Hasto juga tentu diperhitungkan dengan matang.

Apalagi, tambah Hasto, dua nama itu juga merupakan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet pemerintahan saat ini.

"Sehingga faktor Presiden Jokowi itu juga menjadi hal yang sangat penting untuk dapat bersama-sama kita dengarkan. Yang terpenting, siapapun yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo adalah pasangan terbaik bagi bangsa dan negara untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi," tutur Hasto.

Meski demikian, hingga kini sosok cawapres pendamping Ganjar belum final. Hasto menyiratkan bahwa sosok itu akan diumumkan pada September 2023.

Baca juga: PAN Ngotot Ajukan Erick Thohir Jadi Cawapres, Bisa ke Koalisi PDI-P atau Gerindra

Untuk saat ini, nama-nama yang bermunculan di publik masih terus digodog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com