JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola diharapkan tetap menjunjung netralitas dan tak pandang bulu buat mengungkap praktik pengaturan skor, meskipun Polri mempunyai kesebelasan yang berlaga di Liga 1, Bhayangkara Solo FC.
"Netralitas Polri sebagai penegak hukum tidak boleh dikesampingkan," kata pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar saat dihubungi, Senin (10/7/2023).
"Sekalipun Polri punya kesebelasan sendiri tetap itu tidak harus menyingkirkan netralitasnya. Jika ada Polri yang tidak netral pasti itu perbuatan oknum," sambung Fickar.
Baca juga: Anggota Komisi X: Satgas Antimafia Bola Perlu Diperkuat dengan Intelijen Khusus
Fickar mengatakan, satgas itu harus bekerja tepat dan cermat buat mengungkap praktik pengaturan skor, dan tidak alergi diawasi masyarakat.
Sebab jika praktik pengaturan skor yang terkait dengan perjudian tidak diperangi maka sulit mengharapkan sportifitas dan peningkatan profesionalisme serta keterampilan para pemain tumbuh pesat.
"Karena itu pengaturan skor yang kaitannya juga dengan judi online harus menjadi perhatian kepolisian, karena kepolisian itu berdasarkan undang-undang kepolisian punya tugas yang mempengaruhi citranya sebagai institusi negara," ucap Fickar.
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Diaktifkan Lagi: Dari Penangkapan Johar Lin Eng hingga Joko Driyanto
Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, alasan utama mengaktifkan kembali Satgas Antimafia Bola supaya kompetisi sepak bola Tanah Air berkualitas.
"Mengaktifkan kembali Satgas Antimafia Bola untuk mengawal kompetisi sepak bola yang fair dan berkualitas," Listyo saat berpidato di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Bhayangkara di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (1/7/2023).
Satgas itu pertama kali dibentuk pada 2018. Landasan hukumnya adalah Surat Perintah Kapolri Nomor 3678 Tanggal 12 Desember 2018.
Dalam jumpa pers di Mabes Polri pada 26 Juni lalu, Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan, polisi sudah mengantongi data-data tentang praktik kecurangan dalam kompetisi sepak bola nasional.
Baca juga: Kapolri Aktifkan Lagi Satgas Antimafia Bola agar Kompetisi Fair dan Berkualitas
Temuan Polri, kata Erick, didukung dengan data-data dari Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait pengaturan skor.
Menurut pernyataan Erick Thohir, FIFA memang sudah menurunkan tim ke Indonesia sejak beberapa bulan lalu hingga menemukan indikasi kecurangan berupa pengaturan skor atau match-fixing.
"Data-data sudah ada di Pak Kapolri dan juga data-data FIFA pun berindikasi kepada situ," kata Erick Thohir kepada awak media.
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Temukan Indikasi Kecurangan di Liga Indonesia
"Jadi, ada data-data FIFA karena memang FIFA menurunkan tim secara serius sejak beberapa bulan yang lalu dan tentu hal-hal ini menjadi bukti konkret," ujar Erick Thohir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.