Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pesawat Pengebom Tu-16 AURI Lolos Kejaran Jet Javelin Inggris

Kompas.com - 30/06/2023, 10:55 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal dekade 1960-an, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), kini TNI Angkatan Udara, tercatat sebagai yang terkuat di bumi bagian selatan.

Kekuatan AURI kala itu tak lepas karena kepemilikan alat utama sistem persenjataan (alutsista) mutakir di masanya. Salah satunya adalah pesawat pengebom strategis Tupolev Tu-16 buatan Uni Soviet.

Pada tahun 1964, atau tepatnya di era Dwikora, Tu-16 AURI dan pengawaknya pernah menunjukkan kebolehannya ketika dikejar-kejar oleh dua jet Javelin Inggris.

Ketika itu, Tu-16 diterbangkan oleh Marsekal Muda (Purn) Syah Alam Damanik dengan kopilot Sartomo, navigator Gani dan Ketut dalam misi kampanye Dwikora.

Dikutip dari Majalah Angkasa edisi koleksi berjudul "Pesawat Kombatan TNI AU, Dari Legenda Churen Hingga Kedigdayaan Flanker" disebutkan saat menjalankan misi Dwikora, Damanik yang sering mondar-mandir di atas Selat Malaka mengarahkan pesawat menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

Ketika pesawat sudah dekat wilayah Penang, salah seorang awak melaporkan adanya dua pesawat Javelin milik Inggris yang take off dari Penang.

Usai menerima laporan itu, Damanik mendadak membelokkan untuk menghindari kejaran Javelin. Begitu berbelok, dua Javelin ini ternyata sudah di samping kanan-kiri Tu-16.

Bermanuver

Foto asli pesawat pembom Tu-16 di Lanud Iswahjudi(TNI AU via Indomiliter.com) Foto asli pesawat pembom Tu-16 di Lanud Iswahjudi
Saat pesawat sudah diapit Javelin, Damanik menyadari bahwa ia dan rombongan tengah diarahkan untuk mendarat di Malaysia atau Singapura.

Lantas, Damanik langsung mengeluarkan instruksi agar semua awak pesawat bersiaga. Bahkan, Damanik memerintahkan para awak untuk melepaskan tembakan begitu melihat semburan api dari Javelin.

Perhitungan Damanik ketika itu, paling tidak pesawat sama-sama jatuh apabila saling tembak. Tak ayal, hal ini membuat anggota Wanita AURI (Wara) ketakutan.

Selanjutnya, guna menghindari kejaran Javelin, Damanik menukikkan pesawat secara mendadak. Pesawat dibawanya dengan kecepatan hingga melebihi batas di atas Mach 1.

Saking cepatnya pesawat menukik, sampai-sampai membuat Tu-16 bergetar keras. Namun, usaha ini belum membuahkan hasil lantaran Javelin terus mengapit Tu-16.

Lalu, Damanik menambahkan ketinggian pesawat secara mendadak. Keputusan Damanik ini ternyata mengejutkan pilot Javelin. Mereka tak menduga pesawat akan bermanuver. Alhasil, Javelin pun terbang kebablasan.

Para awak Tu-16 AURI pun bersorak sorai. Mereka gembira karena manuver pesawat telah membuahkan hasil.

Namun, itu tidak bagi para prajurit yang berada di ekor pesawat. Mereka terkena tekanan "G" ketika pesawat barusan menanjak. Akibatnya, perangkat radar Tu-16 menjadi macet.

"Mungkin saya terlalu kasar naiknya. Tapi enggak apa-apa, daripada dipaksa mendarat oleh Inggris," ujar Damanik, dikutip dari Majalah Angkasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com