Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ikrama Masloman
Strategic Manager KCI LSI

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia

"Si Paling NU" di Pilpres 2024

Kompas.com - 27/06/2023, 13:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GENDANG Pilpres sudah ditabuh. Namun pilpres 2024 punya Irama berbeda, sejak Nahdlatul Ulama (NU) sebagai struktur organisasi tidak ikut memberi nada dengan tidak menyodorkan kader terbaiknya dalam mengisi sirkulasi kepemimpinan nasional, memilih presiden dan wakil presiden pada pilpres 2024 mendatang.

Absennya NU dalam mengorkestrai pergantian kekuasaan ini tidak dilepaskan dari pilihan kebijakan PBNU yang lebih mengedepankan politik kemaslahatan dan politik kebangsaan ketimbang politik praktis.

Politik praktis dinilai telah membelah warga Nahdliyin dalam irama ketidakharmonisan, kebencian dan permusuhan, yang banyak menggoreskan luka akibat polarisasi pilihan politik.

Namun apakah NU bisa lepas dari godaan kekuasaan, mengingat relasi NU dan politik kekuasaan selalu bekelindan.

Sejak reformasi, ketika keran kebebasan dibuka, dan politik bertransisi dari menghamba pada rezim otoriter orde baru, beralih ke daulat rakyat sebagai pemberi kekuasan, keran kebebasan itu mengalir juga ke kantong-kantong pemilih Nahdliyin.

Dari data LSI Denny JA, sebanyak 49,5 persen publik Indonesia mengidentifikasikan diri meraka sebagai Nahdliyin.

Besarnya ceruk pemilih tersebut akan sulit membayangkan kandidasi capres dan cawapres 2024 tidak diisi warga Nadhliyin.

Kandidasi di level capres, dari tiga kandidat, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, meski tidak berakar langsung dengan entitas Nahdliyin, namun dari Survei Kompas 2022, sebesar 62,2 persen warga NU telah melimpahkan dukungan mereka pada ketiga capres tersebut.

Dukungan tertinggi mengalir pada Ganjar dan Prabowo yang masing-masing 24 persen, sedangkan Anies terpaut jauh di bawahnya hanya memperoleh 13,1 persen dukungan.

Belum solidnya dukungan Nahdliyin dan rapuhnya ikatan ketiga capres dengan entitas Nahdliyin, maka posisi cawapres menjadi penting untuk menggenapi sisa dukungan dari kelompok NU.

Terang saja, nama-nama seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa, kian moncer sebagai "si Paling NU".

Dari nama-nama itu ada yang baru ber-KTA dan ada pula yang kian membersamai tradisi NU, mulai dari Wiridan, hingga Sarungan, dari safari pesantren sampai ziarah bersama ustadz ngetren.

Nah, lantas siapa "Si Paling NU"? Dari mereka semua, dan akankah suara NU bulet, memfilter para kandidat, layaknya Indonesian Idol.

Sebagai organisasi massa berinspirasi agama (Islam), bulat lonjongnya dukungan NU, tidak bisa dipisahkan dengan pandangan religiusitas warga NU itu sendiri.

John C. Green dalam bukunya the faith factor: how religion influences American elections terbitan 2007, membagi religiusitas di ranah politik dalam tiga bagian, yaitu religious belonging, religious believing, religious behaving.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com