Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Terima Delegasi Parlemen Australia, Perkuat Hubungan Dua Negara dan Bahas Persoalan Myanmar

Kompas.com - 27/06/2023, 07:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) menerima kunjungan perwakilan parlemen Australia di Gedung DPR, Senin (26/6/2023).

Kunjungan itu diterima langsung oleh Ketua BKSAP Fadli Zon.

Fadli mengatakan, kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.

"Selama ini kita memang mempunyai hubungan yang sangat baik bahkan sejak awal kemerdekaan Australia juga termasuk negara yang mendukung kemerdekaan kita," kata Fadli ditemui usai pertemuan di Gedung DPR, Senin.

Baca juga: Baleg DPR Usulkan Kepala Desa Dapat Tunjangan Purna Tugas, Ekonom: Jangan sampai Bebani APBN

Fadli mengatakan, perwakilan dari parlemen Australia berjumlah enam orang.

Hubungan kedua negara saat ini, menurut Fadli, berjalan baik yang ditandai dengan saling berkunjung.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Fadli, dalam waktu dekat juga bakal mengunjungi Australia dan begitu pula sebaliknya.

"Jadi ini adalah satu gesture yang sangat baik, hubungan dua negara dalam satu kondisi yang sangat baik," ujar dia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini berharap, pertemuan dan hubungan yang baik antar kedua negara berlanjut tidak hanya pada kemanfaatan di bidang politik.

Ia berharap hubungan itu juga berlanjut untuk bidang ekonomi. Ia pun mengingatkan sudah adanya nota kesepahaman kedua negara terkait perdagangan.

"Di bidang ekonomi, kita juga sudah mempunyai komprehensif agreement dengan Australia, sehingga perdagangan dari kedua negara ini akan jauh lebih lancar lebih baik, dan lebih mudah. Jadi menguntungkan kedua belah pihak," ujar dia.

Baca juga: DPR Minta Pengusaha Tidak Potong Gaji Karyawan saat Cuti Bersama Idul Adha 2023

Fadli mengatakan, dalam pertemuan dengan parlemen Australia, DPR turut membahas soal isu konflik di Myanmar yang perlu sama-sama dicarikan jalan keluarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com