Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Apresiasi Perhatian Hakim terhadap Kesehatan Lukas Enembe

Kompas.com - 26/06/2023, 10:14 WIB
Irfan Kamil,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Gubernur nonaktif Papua, Lukas Enembe menyampaikan apresiasinya kepada Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta yang memberi perhatian khusus terhadap kondisi kesehatan Lukas Enembe selama proses persidangan berlangsung.

Perhatian yang disampaikan Majelis Hakim di muka persidangan menurut keluarga merupakan bentuk pertimbangan kemanusiaan untuk memperhatikan aspek kesehatan Lukas Enembe sebagai bagian utama dalam proses penegakan hukum yang saat ini sedang berjalan.

"Dari proses persidangan terakhir kami melihat ada hati nurani hakim yang sangat memberi perhatian pada kesehatan Pak Lukas sampai-sampai bertanya aspek detail terkait penanganan yang selama ini diberikan. Ini memperlihatkan hakim punya sisi kemanusiaan dalam memproses perkara Pak Lukas ini," kata Adik Lukas Enembe, Elius Enembe, Minggu (25/6/2023).

Baca juga: Kelanjutan Sidang Lukas Enembe Ditentukan Hari Ini

Elius menyampaikan, majelis hakim PN Tipikor Jakarta beberapa kali terlihat menanyakan kondisi kaki Lukas Enembe yang bengkak ketika mengikuti sidang.

Tidak hanya itu, hakim juga turut menanyakan optimalisasi penanganan kesehatan selama di tahanan yang menurut Lukas Enembe tidak optimal.

"Majelis hakim sangat detail setelah melihat sendiri hasil rekam medis Pak Lukas yang diberikan oleh dokter. Bahwa memang benar kondisi ginjal sudah kronis dan beberapa sakit yang lain, termasuk tensi darah yang selalu di atas 200. Nuansa ini yang kami tangkap bahwa Majelis Hakim mereka punya hati melihat keadaan sakit Bapak," kata Elius.

Dengan perhatian tersebut, pihak keluarga berharap ada kebijaksanaan Majelis Hakim untuk memberikan kesempatan utama terhadap pemulihan kesehatan Lukas Enembe menjadi prioritas.

Baca juga: Lukas Enembe Minta KPK Cabut Blokir Rekening Anaknya

Keluarga turut berharap Majelis Hakim mengabulkan permohonan agar Lukas Enembe bisa menjadi tahanan kota agar penananan kesehatan Gubernur Papua itu lebih optimal.

"Tentu saja kami meyakini karena hakim sudah melihat sendiri kondisi Pak Lukas seperti apa, maka kebijaksanaan untuk tahanan kota kepada Pak Lukas harusnya tidak ada hambatan lagi,” kata Elius.

“Kami keluarga mengharapkan itu, sehingga upaya penanganan kesehatan Bapak bisa lebih maksimal lagi, beliau punya dokter yang selama ini merawat dan mengurus sehingga pemulihan kesehatan bisa lebih optimal," tuturnya.

Dalam perkara ini, Gubernur nonaktif Papua itu didakwa oleh Jaksa KPK telah menerima suap dengan total Rp 45,8 miliar dan gratifikasi senilai Rp 1 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com