Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Teknologi Jet Tempur Mirage 2000-5 Tak Cocok untuk Transisi ke Rafale

Kompas.com - 23/06/2023, 20:48 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer dan pertahanan dari Semar Sentinel, Alman Helvas Ali mengatakan, teknologi pesawat tempur Mirage 2000-5 tidak cocok dijadikan transisi menuju Rafale.

Alman mengatakan, dilihat dari sisi generasi dan teknologi, tidak ada kesamaan antara kedua jet tempur tersebut.

“Mirage 2000-5 adalah pesawat tempur generasi 4. Sementara Rafale adalah pesawat tempur generasi 4.5. Tidak ada technology similarity antar kedua pesawat,” kata Alman kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

Baca juga: Usai Beli Mirage dan Radar Canggih, Indonesia Berpeluang Borong Mesin Jet F-15 Jepang

Alman mengatakan, teknologi avionik Mirage 2000-5 merupakan teknologi 1990-an, sedangkan teknologi avionik Rafale adalah teknologi 2000-an.

“Selain teknologi avionik, juga beda teknologi radar,” ucap Alman.

Terkait klaim masa pakai Mirage 2000-5 masih 15-20 tahun lagi, Alman menyarankan agar TNI Angkatan Udara (AU) memeriksa kekuatan struktural airframe jet tempur tersebut.

“Agar mendapatkan data yang sebenarnya. Pemeriksaan kekuatan struktural airframe akan menentukan apakah airframe itu masih dapat dipakai terbang dalam jangka yang lama atau harus menjalani structural reinforcement program,” kata Alman.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI memutuskan membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, masa pakai Mirage 2000-5 itu masih 15-20 tahun lagi.

"Qatar adalah negara yang sangat kecil. Jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," ujar Prabowo di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Soal Kedatangan Jet Tempur Mirage dari Qatar, Prabowo: Paling Lama 24 Bulan Usai Kontrak Efektif

Prabowo mengatakan bahwa Mirage 2000-5 yang dibeli Indonesia mempunyai teknologi canggih meski tergolong bekas.

Bahkan, teknologi tersebut telah mengarah pada teknologi yang dimiliki jet tempur Rafale, yang juga menjadi pesanan Indonesia dari Dassault Aviation, Perancis.

"Dan teknologinya sudah sangat canggih dan nanti mengarah kepada Rafale," kata Prabowo.

"Jadi inilah pilot-pilot kita nanti akan kita latih di Mirage. Begitu Rafale datang, dia akan transisi ke Rafale," ucap dia lagi.

Prabowo mengungkapkan bahwa sebenarnya banyak negara yang mengincar Mirage bekas Qatar. Namun, ia bersyukur lantaran Indonesia justru berhasil membeli Mirage bekas Qatar.

Faktor kedekatan hubungan kedua negara pun disebut menjadi salah satu alasan keberhasilan pengadaan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com