JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan jumlah tenaga cadangan kesehatan Indonesia masih tidak merata.
Kepala Pusat Krisis Kemenkes RI Sumarjaya menuturkan, sebaran tenaga cadangan kesehatan masih didominasi di Pulau Jawa.
"Sekarang itu enggak terlalu merata, masih lebih banyak di Jawa," ungkap Sumarjaya dalam konferensi pers, Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Kemenkes Buka Partisipasi Tenaga Cadangan Kesehatan, Ini Syarat dan Ketentuannya
Ketidakmerataan tersebut juga diikuti oleh angka nakes yang bukan golongan tenaga cadangan kesehatan. Sumarjaya menyebut, angka nakes hanya tinggi di pulau Jawa pada provinsi tertentu saja, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, DIY Yogyakarta, dan lainnya.
"(Daerah) yang lain itu kategorinya masih sedang dan rendah," ungkapnya.
Kondisi tersebut membuat Indonesia berada dalam kondisi krisis kesehatan, yakni dimana masyarakat membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal di samping kapasitas kesehatan yang kurang memadai.
Baca juga: Kemenkes Klaim Partisipasi Publik untuk RUU Kesehatan Sudah Diselenggarakan secara Luas
Untuk itu, pihaknya masih membuka pendaftaran tenaga cadangan kesehatan, baik dari individu, tim, maupun Emergency Medical Team (EMT).
"Silahkan mendaftar. Kami nanti setelah ini juga akan ada sosialisasi dibantu oleh WHO," ungkapnya.
Sumarjaya mengatakan, sebagai bentuk apresiasi, pihaknya akan memberikan sertifikat penghargaan kepada relawan yang tergabung dalam tenaga cadangan kesehatan.
Perlu diketahui, Kemenkes sebelumnya telah membuka pendaftaran tenaga cadangan kesehatan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap dimobilisasi sewaktu kondisi tanggap darurat.
Pendaftaran tersebut dibuka untuk umum dan masyarakat bisa mendaftarkan diri sebagai individu, tim, dan Emergency Medical Team (EMT) yang merupakan tim yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan.
Baca juga: KPAI Minta Kemenkes Respons Serius Kasus Balita Positif Narkoba di Samarinda
Berdasarkan laman satusehat.kemkes.go.id, per hari ini, tenaga cadangan kesehatan yang telah bergabung sebagai individu berjumlah 9.284, tim berjumlah 182, dan EMT berjumlah 357.
Sampai saat ini, Kemenkes masih membuka pendaftaran tenaga cadangan kesehatan hingga waktu yang belum ditentukan.
Nantinya, tenaga cadangan kesehatan yang lolos akan dihubungi pihak Kemenkes untuk selanjutnya dimobilisasi ke tempat terjadinya bencana.
Baca juga: Kemenkes Sebut Fenomena El Nino Pengaruhi Tingginya Kasus DBD di Indonesia
Adapun bencana yang akan ditangani oleh tenaga cadangan kesehatan yaitu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, longsor, dan lainnya, bencana non alam seperti wabah Covid-19, dan bencana sosial seperti tragedi Kanjuruhan dan bom Bali 2002 yang memakan korban jiwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.