Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim Sebut Kejahatan Transnasional Lemahkan Sendi Pemerintahan Global

Kompas.com - 21/06/2023, 14:37 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan bahwa kejahatan transnasional masih menjadi ancaman serius bagi semua negara di kawasan Asia Tenggara.

Agus mengatakan, kejahatan transnasional turut membuat sendi pemerintahan global menjadi lemah.

Hal tersebut disampaikan Agus saat pertemuan Penegak Hukum negara di acara ASEAN Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC) ke-23, di Royal Ambarukmo, Yogyakarta pada Selasa (20/6/2023).

“Kejahatan lintas negara melemahkan sendi-sendi pemerintah global dan regional, sekaligus mengancam keselamatan publik serta menjadi tantangan serius bagi kita menciptakan kawasan aman dan sejahtera,” kata Agus melalui keterangannya, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: RI-Australia Patroli Bersama di Perbatasan Laut Timor dan Arafura, Sasar Kejahatan Transnasional

Adapun kejahatan transnasional mencakup tindakan terorisme, tindak pidana perdagangan orang (TPPO), penyelundupan pekerja migran, kejahatan ekonomi internasional, kejahatan dunia maya.

Masalah-masalah itu juga kerap dihadapi oleh banyak negara Kawasan ASEAN. Agus pun menyebut kejahatan transnasional berdampak pada ketidakstabilan sosial ekonomi hingga membuat masyarakat di suatu negara menderita.

“Kita menyadari bahwa kejahatan transnasional adalah salah satu penyebab yang mendasar membuat penderitaan kepada masyarakat dan ketidakstabilan sosial ekonomi,” ujarnya.

Dalam acara ini, Agus menekankan soal sepuluh isu kejahatan transnasional yang akan dibahas yaitu perdagangan gelap narkotika, terorisme, kejahatan siber, penyelundupan senjata, perdagangan gelap satwa liar dan kayu, perdagangan orang, pencucian uang, kejahatan ekonomi, pembajakan di laut, dan TPPO.

Baca juga: Ke Serbia, Yasonna Perkuat Kerja Sama Tangani Kejahatan Transnasional

Lebih lanjut, Agus berharap hasil pertemuan ASEAN SOMTC dapat diadopsi untuk disampaikan dalam KTT Asean yang akan dihadiri Pimpinan Asean pada September 2023 mendatang.

“Kita respon terhadap situasi tersebut, karena kita semua akan terlibat secara aktif maupun produktif dalam pembahasan yang tidak hanya antar negara Asean saja, namun juga melibatkan negara mitra dialog yang memiliki kesamaan pandangan dengan kita tentang ancaman kejahatan transnational bagi negara, dan masyarakat,” jelas dia.

Selain itu, Agus berharap semangat ASEAN dalam pertemuan ini akan menghasilkan penguatan kolaborasi melawan kejahatan transnational di kawasan ASEAN.

Jenderal bintang tiga itu juga berharap dengan adanya kerja sama yang baik di negara ASEAN, setiap pelaku kejahatan transnasional bisa diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku sehingga dapat menekan angka kasus yang terjadi di kawasan ASEAN.

“Semua isu yang dibahas adalah masalah kita bersama, menjadi tanggung jawab pihak kita untuk saling membantu, saling mengisi dan bekerja sama baik melalui jalur formal, terlebih bila bisa ditempuh secara informal, terutama dalam penanganan kejahatan yang melibatkan pelaku dari berbebagai anggota Asean,” ungkapnya.

Baca juga: Kabareskrim Diperingatkan untuk Hadir di Praperadilan Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni juga mengapresiasi Polri karena sudah sadar serta memiliki visi yang jelas untuk menghadapi kejahatan transnasional.

Apalagi, menurutnya, kejahatan transnasional yang melibatkan pelaku dari negara lain kurang mendapat perhatian.

“Padahal, metodenya bisa dibilang sangat canggih. Jenis kejahatan seperti narkoba dan terorisme, jelas-jelas sangat membahayakan stabilitas nasional,” kata Sahroni.

Anggota Fraksi Partai Nasdem ini juga meminta Polri untuk harus lebih waspada serta memperkuat kerja sama dengan negara lain guna menangani kasus kejahatan transnasional.

“Selain itu, penting sekali merapatkan barisan dengan instansi intelijen dan kepolisian dari negara lain,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com