Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM di Dunia Naik 700 Persen, Jokowi: Di Sini Naik 30 Persen, Demonya Enggak Rampung-rampung

Kompas.com - 19/06/2023, 08:57 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini sebanyak 20 negara di Eropa sudah masuk ke kondisi resesi. Negara-negara yang tersebut merupakan negara besar.

"Beban masyarakat akan seperti apa, supaya Bapak, Ibu bisa bayangkan, dunia ini sekarang ini mengerikan. Yang namanya Eropa 20 negara di Eropa sudah masuk secara teknikal, masuk ke jurang resesi. Negara gede-gede," ujar Jokowi saat memberikan pemaparan di acara relawan Bara JP sebagaimana dilansir dari YouTube Kompas TV, Senin (19/6/2023).

Sehingga, menurut Presiden, kondisi ekonomi Indonesia yang masih stabil saat ini perlu disyukuri.

Kepala Negara juga menyinggung perihal kondisi ekonomi Indonesia pasca terdampak pandemi.

Baca juga: Jokowi: Hampir 10 Tahun Bekerja, yang Paling Berat Menghadapi Covid-19

Jokowi menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, Indosnesia masih menduduki peringkat atas pertumbuhan ekonomi.

"Ekonomi kita saat ini tidak jelek-jelak amat. Kita kalau di G20 itu masuk papan paling atas. G20 ya negara gede-gede loh ya," ungkap Jokowi.

"Kita tahun kemarin tumbuh 5,3 persen tinggi sekali, kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,03 persen, inflasi kita jg berada di angka 4 persen artinya harga-harga bisa dikendalikan," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi kemudian menyinggung soal harga gas di negara-negara Eropa yang mengalami kenaikan hingga 700 persen.

Baca juga: Sebentar Lagi Fase Endemi Dimulai, Jokowi: Kalau Kena Covid-19 Bayar

Sementara itu, di Indonesia, jika terjadi kenaikan harga bahan bahar minyak (BBM) sebesar 20 persen sudah terjadi demonstrasi.

"Bayangkan (jika) BBM kita naik 700 persen. Naik 20 persen saja demonya 4 bulan, ya enggak, kan? Kita biasa naik 20 persen demonya empat bulan di seluruh daerah hapal saya kalau urusan BBM," tutur Presiden.

"Tujuh kali kita naik. (Naik) 10 persen, 20 persen, lalu 2015 kita naik 30 persen. Itu baru (naik) 30 persen demo enggak rampung-rampung. Bayangkan kalau 700 persen," ungkap Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan bahwa kondisi ketidakpastian global masih akan terjadi.

Menurut para pakar, dampak dari ketidakpastian global belum bisa tuntas dipulihkan dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan.

"Baik yang namanya krisis keuangan, baiknya yang namanya krisis pangan mengerikan, negara-negara sudah mulai penduduk kelaparan, harga pangan naik ada yang sampai dua kali," tutur Jokowi.

"Inilah yang rules harus kita jaga. Oleh sebab itu jangan salah memilih pemimpin. Karena keadaan dunia tidak normal. Global tidak normal. Geopolitiknya karena perang juga geoekonomi nya bergeser. Ini nanti enggak tahu kawan ini jadi kawan ini atau tidak. Yang dulu musuhan menjadi sambung endak," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com