JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Salahuddin Uno menapaki babak baru di pentas politik. Sandi, demikian sapaan akrabnya, resmi bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Peresmian Sandi sebagai anggota partai Ka’bah ditandai dengan pemberian kartu tanda anggota (KTA) dan jaket hijau kebesaran PPP, Rabu (14/6/2023).
"Pak Sandi mulai hari ini Insya Allah resmi menjadi anggota keluarga besar PPP," kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Rabu.
Meski demikian, hingga kini Sandi belum diberi jabatan resmi di internal PPP. Jabatan untuknya baru akan dibahas dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP yang digelar 16-17 Juni 2023.
Baca juga: Menanti Efek Hoki Sandiaga Uno untuk PPP
Menengok ke belakang, sepak terjang Sandi di kancah politik terbilang gesit. Sebelum bergabung dengan PPP, dia lama berkiprah bersama Partai Gerindra.
Nama Sandi pun berkibar ketika menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, lantas melesat ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, dan kini duduk di kursi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Berikut jejak politik Sandiaga.
Sebelum terjun ke politik, Sandi merupakan seorang pengusaha. Tahun 2015, pria kelahiran Rumbai, 28 Juni 1969 itu memutuskan menjajal peruntungan politiknya di bawah bendera Gerindra.
Sandi mengungkapkan, bergabungnya dia ke Gerindra merupakan permintaan langsung dari Prabowo Subianto, sang ketua umum partai. Tak hanya Prabowo, Sandi mengaku, kala itu dirinya mendapat banyak tawaran untuk bergabung ke partai politik.
"Waktu pembicaraan dengan Pak Prabowo di awal, waktu beliau selesai (Pilpres) 2014, ya tentunya kita berdiskusi. Pak Prabowo menyampaikan, 'Sandi bantu saya di Gerindra',” kisah Sandi dalam program Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (29/8/2018).
Baca juga: Sebelum Gabung PPP, Sandiaga Uno Konsul ke Jokowi dan Sungkem ke Ibunya
Mulanya, Sandi menolak tawaran Prabowo dan berdalih ingin tetap menjadi pengusaha. Namun, Prabowo terus membujuknya.
Prabowo bilang, Sandi punya kesempatan yang lebih luas untuk membantu masyarakat jika bergabung ke politik.
“Kalau kamu bisa bergabung di politik dampaknya bisa dirasakan jutaan, belasan juta, puluhan juta masyarakat yang diuntungkan. Saya tahu pasti kamu khawatir terhadap politik itu kotor, politik itu sangat memecah belah. Sementara di bisnis kan selalu bangun kolaborasi," cerita Sandi menirukan pesan Prabowo.
Tak menyerah, Prabowo kala itu bahkan menelepon Mien Uno, ibunda Sandiaga, untuk meminta izin “meminang” sang putra terjun ke politik. Rupanya, Mien Uno memberikan lampu hijau.
Berangkat dari restu keluarga itulah, Sandi akhirnya mantap menjajal politik dan bergabung bersama Partai Gerindra.
Baca juga: Sandiaga Uno Bantah Pilih Gabung PPP karena Gagal Dekati PKS
"Jadi ya singkat cerita itu saya resign dari dunia usaha, saya enggak mau usaha saya masuk dipolitisasi, saya mundur dan saya masuk di politik di tahun 2015," katanya.