Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP3OKP Akui Kesulitan Bantu Lobi KKB soal Pilot Susi Air

Kompas.com - 31/05/2023, 20:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Albert Yoku mengatakan, pihaknya mengalami kesulitan saat akan membantu melobi pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin Egianus Kogoya terkait penculikan pilot Susi Air.

Albert mengatakan, upaya untuk berdialog dengan KKB sudah dilakukan dua minggu setelah insiden penculikan pilot Susi Air terjadi. Dialog tersebut juga didukung oleh tokoh adat dan tokoh agama.

"Tapi karena penyaderaan ini pindah-pindah lokasi Egianus Kogoya, sehingga sampai hari ini pun diberikan ruang untuk adanya dialog itu atau negosiasi itu secara humanis," jelas Albert di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/5/2023).

"Tetapi kita tidak berjumpa langsung sehingga itu menyulitkan kita juga dalam menyelesaikan masalah," lanjutnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Oleh karena itu, Badan Pengarah saat ini menitikberatkan kegiatan kepada masyarakat yang terdampak konflik keamanan di Papua.

"Kan yang terdampak itu lebih banyak, kita biarkan rakyat lapar, pembagunan tidak terurus dan sebagainya maka lebih baik kita tangani rakyat itu," ujarnya.

Adapun pada Rabu, sejumlah tokoh Papua yang tergabung dalam BP3OKP melakukan audiensi dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di Gedung Bina Graha, Jakarta.

Audiensi dilakukan BP3OKP dengan Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani.

Dalam audiensi dibahas soal penanganan masyarakat Papua yang saat ini terdampak konflik.

“Sekarang prioritas jangka pendek adalah masyarakat terdampak konflik keamanan dan konflik sosial di daerah provinsi Papua Pegunungan, daerah Nduga dan sekitarnya,” kata Albert Yoku.

Menurut Albert, tidak masalah jika pemerintah melakukan pendekatan lewat TNI dan Polri untuk penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca juga: Panglima Yudo: TNI Masih Berupaya Bebaskan Pilot Susi Air Tanpa Timbulkan Korban Jiwa

Namun demikian, lanjutnya, nasib masyarakat kecil yang terdampak tidak boleh diabaikan.

Albert mencontohkan di daerah Nduga terdapat 32 distrik. Dari jumlah tersebut sebanyak 16 di antaranya terdampak konflik dengan KKB.

Akibatnya warga terpaksa mengungsi ke daerah terdekat.

“Penanganan kemanusiaan secara pertolongan sosial, baik kesehatan, pendidikan, maupun pakaian layak pakai atau makanan dan sebagainya," ungkap Albert.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com