Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Bus Kementerian PUPR, Basuki Sambangi KPK

Kompas.com - 25/05/2023, 09:17 WIB
Syakirun Ni'am,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono datang ke gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menggunakan mobil dinas maupun mewah, melainkan bus Kementerian PUPR.

Adapun Basuki dan jajarannya, yang berjumlah sekitar 20 orang, datang ke KPK untuk menerima pembekalan penguatan integritas.

Pantauan Kompas.com, Basuki tiba bersama rombongan dari Kementerian PUPR sekitar pukul 08.25 WIB, Kamis (25/5/2023).

Rombongan Basuki terdiri dari beberapa mobil dan satu bus. Mobil Toyota Fortuner berada di barisan paling depan.

Baca juga: Kala Kementerian PUPR Patahkan Klaim Anies soal Jalan Nasional Era SBY Vs Jokowi

Di belakangnya, melaju bus berukuran sedang yang diisi ‘bapak-bapak dan ibu-ibu’ Kementerian PUPR.

Di belakang bus tersebut melaju mobil mewah Toyota Alphard dan jenis mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) lainnya.

Reporter Kompas.com sempat mengira Basuki berada di mobil mewah itu. Namun, ternyata mobil itu hanya diisi oleh rombongan ibu-ibu.

Sementara, Basuki justru naik bus Kementerian PUPR bersama jajaran lainnya.

Begitu turun dari bus, Basuki langsung mengenakan id card berwarna biru. Ia dan rombongannya pun masuk ke gedung Merah Putih, dikawal sejumlah pegawai KPK.

Terpisah, Juru Bicara Pencegahan KPK Ipi Maryati Kuding mengatakan, Basuki dan rombongannya dari Kementerian PUPR akan mendapatkan pembekalan antikorupsi.

Baca juga: Selama 8 Tahun, Kementerian PUPR Rampungkan 36 Bendungan, Penuhi Air Baku 10 Juta Jiwa

Mereka akan mendapatkan materi dari Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata berikut jajaran Kedeputian Pendidikan dan peran Serta Masyarakat.

Menurut Ipi, KPK pernah melakukan kajian persoalan infrastruktur pada 2017 dan memetakan beberapa tipologi praktik korupsi pembangunan infrastruktur jalan.

Beberapa di antaranya adalah perbuatan curang pemborong, pengawas, penerima pekerjaan hingga praktik ijon (uang muka) pekerjaan.

Selain itu, KPK juga menemukan praktik korupsi sudah mulai dilakukan sejak perencanaan, penganggaran, sampai pengawasan.

“Dengan modus korupsi paling banyak adalah suap dan penyalahgunaan kewenangan,” ujar Ipi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com