Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum Dokter Buka Suara Usai Disebut Kemenkes Tak Hadir Diskusi Setelah Layangkan Somasi

Kompas.com - 06/05/2023, 12:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa Hukum Forum Dokter Peduli Ketahanan Kesehatan Bangsa (FDPKKB), Muhammad Joni, buka suara terkait tidak hadirnya para dokter dalam forum diskusi bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 3 Mei 2023 usai melayangkan somasi.

Joni menyampaikan, pihaknya sejak awal sudah meminta diskusi dalam bentuk pertemuan untuk menjelaskan pokok permasalahan dipercepat menjadi tanggal 17 April 2023. Namun hingga saat ini, pihak Kemenkes tidak menjawab tawaran itu.

Oleh karena itu, ia menganggap, narasi yang disampaikan Kemenkes soal tidak hadirnya dokter dalam forum diskusi, tidak benar.

Baca juga: WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Kemenkes: Artinya Sudah Jadi Penyakit Biasa

"Kami menawarkan pertemuan tanggal 17 April 2023 di Jakarta dan Menkes tidak menanggapi, lawyer-nya juga tidak menjawab. Jadi kalau dikatakan ada pertemuan tanggal 3 Mei, itu sudah tidak benar dan tidak berasalan karena sudah kami jawab dan kami minta tanggal 17 (April)," kata Joni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/5/2023).

Joni menyampaikan, pertemuan tanggal 17 April 2023 yang ditawarkan forum dokter bukan tanpa alasan. Menurut Joni, pertemuan langsung forum dokter dengan Menkes harus segera dilakukan mengingat konstelasi masalah di kalangan dokter perlu diredakan.

Diketahui, pertemuan antara forum dokter dengan Menkes awalnya disebabkan oleh pernyataan Budi dalam public hearing RUU Kesehatan beberapa waktu lalu.

Baca juga: WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Kemenkes Ingatkan Masyarakat Tetap Hati-hati

Dalam public hearing, Menkes menyebut biaya mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dokter/dokter gigi dan Surat Izin Praktek (SIP) dokter/dokter gigi Rp 6 juta, serta biaya-biaya Satuan Kredit Profesi (SKP) yang diklaim mencapai Rp 1 triliun lebih.

Mahalnya biaya lantas disebut-sebut meningkatkan harga obat sehingga masyarakat luas menderita.

Pernyataan ini lantas tidak diterima sehingga para dokter yang tergabung dalam Forum Dokter Peduli Ketahanan Kesehatan Bangsa (FDPKKB) melayangkan surat somasi nomor : 037/B/J&T/III/2023 pada Maret 2023 melalui kuasa hukumnya.

"Kami (sudah) menjawab dan disampaikan kepada Menkes lewat kuasanya. Yang intinya kami tidak sepakat pertemuan tanggal 3 (Mei) itu, karena justru kami meminta jawaban bukan diskusi. Diskusi bukan mekanisme jawab-menjawab somasi," tutur Joni.

Baca juga: Indonesia Bakal Cabut Status Darurat Covid-19, Kemenkes: Tunggu Waktunya

Karena tidak menerima jawaban atas somasi yang telah dilayangkan sebanyak tiga kali, pihaknya tengah menyiapkan laporan hukum.

Sebab, menurut Joni, jawaban atas somasi tetap harus diberikan secara tertulis, meski ada diskusi. Di sisi lain, diskusi atau pertemuan langsung bisa tetap dilakukan untuk membahas masalah yang sama.

"Karena tidak dijawab (somasinya), hukumnya harus diefektifkan dengan gugatan hukum dan laporan pengaduan sesuai dengan konstruksi hukum yang ada," jelas Joni.

Sebelumnya diberitakan, Kuasa Hukum Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Misyal Achmad, menyebut, tidak ada satupun dokter pihak pemberi somasi kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang hadir dalam tawaran diskusi langsung tanggal 3 Mei 2023.

Baca juga: Kemenkes Sebut Tak Ada Satu Pun Dokter Pemberi Somasi Datang Hadiri Diskusi dengan Menkes pada 3 Mei

Misyal menyampaikan, para dokter yang tergabung dalam FDPKKB telah melayangkan somasi sampai tiga kali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com