Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pembentukan Koalisi Besar Meluas hingga Tawari Parpol Oposisi Pemerintah

Kompas.com - 04/05/2023, 08:14 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pembentukan koalisi besar yang dimulai oleh partai politik (parpol) koalisi pemerintah kian meluas.

Semula, wacana itu dijajaki oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang dihuni oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra. Kini, penjajakan koalisi ini mulai meluas.

Baca juga: Setelah Bertemu Muhaimin, AHY Pastikan Demokrat Tetap di Koalisi Perubahan

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah menyatakan kesiapan Golkar dan PKB untuk menjadi motor pembentukan tim pemenangan koalisi besar. Meskipun, koalisi tersebut belum kunjung terbentuk saat ini.

Hal itu disampaikan setelah Airlangga bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Restoran Plataran, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2023) siang.

“Kita berdua berbicara koalisi besar, besar itu membutuhkan koalisi inti dan koalisi inti itulah yang kita duduk bersama," ucap dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga mengungkapkan, Golkar dan PKB akan membuka komunikasi dengan berbagai parpol yang ingin melanjutkan berbagai program yang telah dicapai pemerintah saat ini.

Sementara itu, Muhaimin mengaku akan segera melakukan langkah progresif untuk memperbesar koalisi tersebut. Salah satunya, membujuk Partai Demokrat yang merupakan oposisi pemerintah.

Baca juga: Demokrat Cari Informasi dari PKB soal Pertemuan 6 Ketum Parpol dengan Jokowi

Ia ingin mencari tahu soal keputusan Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sudah selesai atau masih berpeluang untuk pindah ke poros lain.

“Yang paling penting adalah apakah pilihan masing-masing di grup koalisi ini sudah final? Pak SBY sudah final? Kalau belum final kan bisa kita ajak ke sini," ujar Muhaimin.

Goda Demokrat, tapi AHY tak goyah

Malam harinya, Muhaimin berkunjung ke kediaman Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Agendanya, melakukan pertemuan dengan SBY, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan sejumlah kader elit partai berlambang mercy itu.

Pada pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam tersebut, Muhaimin mengaku sempat menawarkan pada AHY agar Demokrat bergabung dalam penjajakan koalisi besar.

“Namanya koalisi harus saling menggoda, siapa tahu ya, memperbanyak teman, apalagi kalau saling mengisi,” tutur dia.

Baca juga: AHY dan Cak Imin Buka Peluang Kerja Sama Demokrat-PKB

Namun demikian, langkah Muhaimin belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Sebab AHY masih kekeh tetap berada di KPP yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Ya saya belum melamar lah, ternyata imannya masih kuat. Nanti kita tunggu saja moga-moga sepulang saya dari sini goyah,” kelakar Muhaimin.

Di sisi lain, AHY mengaku Demokrat dan PKB masih menghormati posisi politik masing-masing. Meski menemukan banyak kesamaan pandang, tapi pertemuan itu lantas mempengaruhi sikap keduanya saat ini.

“Sebetulnya tidak ada yang terlalu jauh, terlalu berlebihan untuk dianggap sebagai manuver politik yang begitu menentukan. Karena sejatinya kita terus berproses, berkomunikasi, menghormati perbedaan, menghormati posisi masing-masing,” imbuh dia.

Sebelum Muhaimin, SBY dan AHY sudah lebih dulu menerima kunjungan dari Airlangga di Cikeas pada Sabtu (29/4/2023).

Kala itu, AHY menyatakan KPP terbuka jika Golkar ingin bergabung. Sementara Airlangga menyatakan Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Indonesia tak boleh hanya dibangun oleh partai yang memenangkan pemilu atau winner take it’s all.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com