Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Wacana Koalisi Besar, Pengamat: KPP Koalisi Kecil?

Kompas.com - 14/04/2023, 19:54 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, bisa saja muncul terminologi "koalisi kecil" pasca ada wacana koalisi besar.

Ari mengatakan, yang dimaksud koalisi kecil bisa saja mengarah pada Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

"Sehingga, kalau kita sebut di sebrang sana ada koalisi satunya lagi, KPP, Koalisi Perubahan dan Persatuan. Itu kan asumsinya oleh teman-teman yang menyebut sebagai koalisi besar, dianggap sebagai koalisi kecil," kata Ari dalam diskusi Para Syndicate bertajuk "Koalisi Besar untuk Siapa: Ganjar atau Prabowo atau?", Jumat (14/4/2023).

Koalisi besar, menurut Ari, bisa saja terbentuk dan dihuni oleh sejumlah partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Hary Tanoe Mengaku Siap Jadi Penghubung KIB-KIR Bangun Koalisi Besar

Seperti, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kemudian, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) ditambah PDI-P.

Sementara itu, KPP dihuni oleh Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.

"Tapi menarik untuk dilihat bahwa istilah koalisi besar itu adalah tentu mengasumsikan ada koalisi lain di sebrang sana yang dinamakan koalisi kecil," ujarnya.

"Kalau ada besar, pasti ada kecil dong. Jadi, jika kita ada koalisi besar, tentu asumsinya sudah ada koalisi dan itu koalisi kecil," kata Ari lagi.

Baca juga: Pada Bakal Koalisi Besar, PDI-P: Jangan Dibalik, Safari Politik Pertama Kali adalah Puan Maharani

Lebih lanjut, Ari memperkirakan bisa saja pertarungan Pilpres 2024 menjadi arena bagi koalisi besar versus koalisi kecil.

Apalagi, koalisi besar disebut sebagai kumpulan partai politik yang menyebut sebagai penerus Jokowi.

"Sehingga Koalisi Perubahan untuk Persatuan, saya menganalogikan face to face dengan koalisi besar. Koalisi kecil, koalisi antitesa Jokowi," ujarnya.

"Apakah nanti pertarungan 2024 ada sebuah koalisi besar melawan koalisi kecil?" kata Ari lagi.

Baca juga: Airlangga Sebut Koalisi Besar Akan Siapkan RPJP 2025-2045

Diketahui bersama, belakangan muncul wacana pembentukan koalisi besar yang bermula dari pertemuan ketua umum lima partai politik pemerintahan di Kantor DPP PAN, pekan lalu.

Pertemuan itu bahkan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Tetapi, PDI-P dan Nasdem tak hadir dalam pertemuan itu.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, koalisi itu pun bukan tidak mungkin tidak terbentuk. Sebab, semua partai politik di dalam kedua koalisi tersebut memiliki kesamaan pemikiran dan kepentingan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com