Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Penambahan Kodam Baru Dikhawatirkan Picu Politisasi TNI

Kompas.com - 06/04/2023, 23:39 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Imparsial Ardi Manto Adiputra menilai upaya pembentukan komando daerah militer (Kodam) baru untuk seluruh provinsi, termasuk di Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua, justru rentan dipolitisasi.

Bahkan menurut Ardi, usulan itu sangat berbahaya karena akan menempatkan TNI kembali ke masa rezim Orde Baru yang bisa terlibat dalam setiap urusan pemerintahan sipil di daerah.

"Belajar dari pengalaman sebelumnya, pos-pos militer di berbagai daerah ini justru menjadi sarana yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis, terutama ketika penyelenggaran pemilu," kata Ardi dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Sekjen Kemenhan Sebut Pembentukan Kodam di Setiap Provinsi untuk Tingkatkan Pertahanan Negara

Ardi mengatakan, berbagai peristiwa penyalahgunaan dan pengerahan struktur komando TNI dalam beberapa Pemilu yang lalu seharusnya dijadikan pelajaran institusi itu sangat rentan dipolitisasi.

Menurut Ardi, wacana pembentukan Kodam baru juga merupakan wacana kemunduran bagi demokrasi dan reformasi sektor keamanan di Indonesia.

"Wacana ini menjadikan proses reformasi sektor keamanan, terutama TNI, tidak hanya jalan di tempat (stagnasi), melainkan akan beranjak mundur ke belakang ke jaman rezim Orde Baru," ucap Ardi.

Baca juga: Rencana Kodam Tiap Provinsi, Peneliti: Militer Bukan Lembaga Sipil, Tak Perlu Desentralisasi

"Restrukturisasi komando teritorial yang diamanatkan dalam UU TNI tidak hanya diabaikan, tetapi juga dikhianati oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono," lanjut Ardi.

Sebelumnya diberitakan, Prabowo menyatakan penambahan Kodam ini berkaitan dengan sistem pertahanan Indonesia yang menitikberatkan pertahanan bersama dan rakyat semesta.

Dengan begitu, sistem pertahanan tersebut harus ada kerja sama dengan pemerintah daerah dan sipil.

"Jadi kita butuh bersama selalu dengan pemerintah daerah, selalu dengan pemerintah sipil. Selalu berdampingan. Sama polisi sudah ke arah situ, di setiap provinsi ada Polda," kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com