JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (8/3/2023).
Ucapan itu diunggahnya lewat akun Twitter resmi @jokowi.
Presiden mengatakan, saat ini dunia semakin maju dan perkembangan teknologi kian mutakhir. Sejalan dengan hal itu, digitalisasi seluruh bidang pun tak terelakkan.
"Perubahan itu memberi ruang yang sama dan setara di antara manusia, tak memilah pria dan wanita," ujar Jokowi.
"Hanya yang kreatif dan berani berinovasi yang akan mengambil peran dan meraih impian. Selamat Hari Perempuan Internasional," tambahnya.
Baca juga: Moeldoko Sebut Presiden Jokowi Tak Happy dengan Capaikan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia
Ucapan selamat tersebut disertai dengan ilustrasi yang menggambarkan perempuan dengan beragam profesi mereka.
Antara lain, ibu rumah tangga, atlet, petani, tenaga medis, ilmuwan, jurnalis, guru hingga seniman.
Dilansir dari International Women's Development Agency, Hari Perempuan Internasional adalah momen bagi masyarakat dunia untuk menyuarakan hak-hak perempuan di semua lini kehidupan.
Mulai dari sosial, politik, ekonomi hingga budaya.
United Nation mencatat Hari Perempuan Internasional sudah diperingati sejak ratusan tahun silam.
Pada 1909, Partai Sosialis Amerika menetapkan Hari Perempuan Nasional pertama untuk menghormati pemogokan pekerja garmen di New York.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Mengapa Identik dengan Warna Ungu?
Perayaan itu mulanya dilakukan pada 28 Februari 1909.
Gelombang serupa terjadi di Eropa pada 1910. Pertemuan Sosialis Internasional di Kopenhagen, Denmark menetapkan Hari Perempuan bersifat internasional.
Tujuannya untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan membangun dukungan universal bagi perempuan.
Setahun kemudian, Hari Perempuan Internasional diperingati di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Saat itu, perayaan dilakukan pada 19 Maret.
Pada Perang Dunia I, Hari Perempuan Internasional juga menjadi salah satu bentuk protes perdamaian. Kala itu, pada 1913, perempuan di Eropa mengadakan aksi unjuk rasa untuk memprotes perang yang terjadi. Dengan latar belakang yang sama, perempuan di Rusia juga melakukan aksi protes di Minggu terakhir Februari yang bertepatan dengan 8 Maret menurut penanggalan Gregorian.
Usai Perang Dunia II, 8 Maret dirayakan sebagai Hari Perempuan Internasional oleh sejumlah negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.