MUDIK Idul Fitri 2023 akan menjadi action learn bagi seluruh aparat yang mempersiapkan berbagai program untuk menjamin kelancaran lalu lintasnya.
Titik krusial sudah sangat lengkap terdeteksi dan beberapa rekomendasi sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah atau mencegah masalah serupa berulang, sudah disusun dan disepakati.
Tantangannya ada pada keterbatasan anggaran dan proses penanganannya yang memang membutuhkan waktu.
Karena itu, solusi jangka pendek sangat dibutuhkan guna mengurangi dampak negatif meningkatnya volume kendaraan dan orang pada setiap sarana dan prasarana transportasi. Itu meliputi tiga unsur penting mobilitas, yaitu orang, barang, dan kendaraan.
Secara umum memang ada dua isu persoalan transportasi yang menonjol seperti yang terjadi pada mudik tahun lalu.
Dua isu tersebut adalah kemacetan di tol Trans Jawa di beberapa segmen dan adanya kemacetan di Pelabuhan Merak (penyeberangan Selat Sunda).
Identifikasi persoalan di kedua objek tersebut sudah dilakukan oleh berbagai pihak dalam hal ini unsur pemerintah seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian PU, kepolisian, BUJT/BPJT.
Mereka memberikan pandangan dan rekomendasi untuk mengurangi atau bahkan meniadakan persoalan di kedua objek kemacetan lalu lintas masa mudik 2022. Tentu dengan harapan agar pada masa mudik 2023 mendatang tidak ada lagi persoalan serupa.
Namun ini bukan berarti mengabaikan persoalan kemacetan di objek lainnya. Fenomena kemacetan lalu lintas terjadi di mana-mana pada masa mudik. Baik pada arus lalu lintas regional, maupun di level lalu lintas lokal.
Pergerakan orang, barang dan kendaraan sangat acak dan kecenderungan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi secara bebas menjadi penyulut keragaman pola perjalanan.
Ini memang menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pemerintah. Sesulit apapun itu.
Jadi ada dua objek persoalan transportasi di masa mudik, yaitu di tollroad (terutama di Trans Jawa) dan di Port Merak Area (penyeberangan Selat Sunda).
Kasus kemacetan lalu lintas di jalan tol terjadi karena adanya luapan kendaraan yang masuk ke ruas tollroad yang sama.
Aliran kendaraan yang masuk dari berbagai pintu masuk jalan tol tidak termanajemen sehingga menumpuk di segmen tertentu.
Ditambah adanya proses di gerbang tol (toll gate) untuk taps pembayaran yang menghambat laju arus kendaraan.