Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Guru Ngaji Harus Dilibatkan untuk Sosialisasikan Stunting

Kompas.com - 24/02/2023, 18:28 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mendorong agar tokoh-tokoh agama dan majelis taklim dilibatkan untuk mensosialisasikan stunting kepada masyarakat.

Menurut Ma'ruf Amin, keterlibatan para tokoh agama sangat penting karena mereka didengar oleh masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang agamis.

"Peran tokoh agama itu penting di samping para pejabat pemerintah, nonpemerintah, TNI/Polri, maka tokoh masyarakat guru-guru ngaji itu sangat berpengaruh ke daerahnya dan itu perlu dimanfaatkan," kata Ma'ruf dalam keterangan pers di Mamuju, Jumat (24/2/2023).

Menurut mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia itu, para tokoh agama bisa diminta untuk menjelaskan bahayanya stunting dari perspektif keagamaan.

Baca juga: Wapres Sebut Reshuffle Bisa Terjadi Usai Menpora Nyatakan Mundur, tapi...

Misalnya, bagaimana stunting dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak baik. Kemudian, menganggu sumber daya manusia yang merupakan hal berbahaya.

"Dan bahaya, menurut ajaran agama, harus dihilangkan. Kalau itu yang menyampaikannya itu guru ngaji, itu sangat berpengaruh," ujar Ma'ruf Amin.

Secara khusus, ia juga mendorong Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mempercepat penurunan stunting di provinsi tersebut.

Sebab, Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi dengan angka stunting yang berada di atas rata-rata nasional, yakni 35 persen.

Baca juga: Wapres Khawatir Masyarakat Tak Percaya Bayar Pajak gara-gara Kasus Rafael

Sedangkan pemerintah menargetkan agar angka stunting di Indonesia dapat ditekan hingga 14 persen pada 2024 mendatang.

"Saya sudah dilapori sekarang pemetaannya sudah ada, kemudian langkah-langkahnya sudah disiapkan, dan saya minta koordinasinya gerakan sampai ke tingkat bawah dan juga di tingkat para pelaku kegiatan di bawah, dan juga di tingkat-tingkat puskesmas sosialisasi ke masyarakat," kata Ma'ruf Amin.

Baca juga: Angka Stunting di Sulbar Tertinggi Kedua di Indonesia, Wapres: Ini Masalah Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com