Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais Minta Jokowi Hati-hati Terkait Wacana Penundaan Pemilu

Kompas.com - 14/02/2023, 22:09 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berhati-hati terkait wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sebab, Amien mengatakan, masyarakat bisa 'bangkit' apabila wacana seperti itu terus digaungkan.

"Paling-paling nanti ada usulan ditunda. Paling-paling nanti ada usulan untuk mengacak-acak konstitusi untuk mengganti Pasal 7, dan lain-lain. Nah jadi kalau seperti ini memang saya kira nanti masyarakat sipil bisa bangkit. Saya juga mengatakan, 'hati-hati, Bung, Pak Joko, Pak Joko Widodo'," ujar Amien dalam jumpa pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Baca juga: Amien Rais Tolak Dampingi Anies di Pilpres 2024: Saya Sudah Tua

Amien meminta agar Jokowi tidak macam-macam dalam bertindak terkait wacana penundaan pemilu. Sebab, rakyat saat ini sudah sangat cerdas jika dibandingkan zaman Presiden ke-1 Soekarno.

Ketika zaman Soekarno, informasi yang diterima masyarakat masih sangat terbatas. Masyarakat hanya bisa mengetahui sebuah perkembangan infrormasi dari siaran radio. 

"Orang Indonesia ini memang luar biasa. Kelihatannya tenang, tapi kalau sudah bangkit, itu agak menakutkan. Kita pernah punya pengalaman... Ya itu Bung Karno kurang apa? Tapi kemudian lantas bisa terjungkir," tuturnya.

Baca juga: Anies Langsung Peluk Amien Rais Saat Tiba di Rakernas Partai Ummat, Diteriaki Presiden

Amien menjelaskan, rakyat sangat mencintai Soekarno. Pasalnya, Soekarno adalah salah satu sosok yang membuat Indonesia bebas dari penjajahan. Namun, rezim itu tetap bisa terjungkir.

Kemudian, Amien mencontohkan Presiden ke-2 Soeharto yang memiliki segalanya, tapi tetap bisa digulingkan rakyat.

"Pak Harto misalnya, yang punya Golkar, yang punya tentara, yang punya segala macam, itu juga bisa sampai terguling," kata Amien.

Baca juga: Amien Rais: Pesan Saya untuk Jokowi, Tolong Jangan Pernah Tunda Pemilu

"Jadi saya mengatakan hati-hati, gitu. Tidak usah lihat kasus yang jauh-jauh, di Indonesia saja seperti itu. Ada kata-kata the history repeat it self. Sejarah itu berulang kembali, hati-hati," imbuhnya.

Sebagai informasi, wacana penundaan pemilu masih terus bergulir. Selain itu, muncul juga isu soal tiga periode masa kepemimpinan presiden. Akan tetapi, Presiden Jokowi sudah menegaskan bahwa dirinya tidak berminat maju lagi sebagai presiden.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com