Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asops Kapolri Sebut Manajemen Risiko di Stadion GBK Belum Maksimal

Kompas.com - 01/02/2023, 14:40 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops) Irjen Agung Setya Imam Effendi menyebut bahwa manajemen risiko terkait pengamanan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) masih belum maksimal.

Hal ini disampaikan Irjen Agung saat memaparkan kegiatan Kursus Manajemen Pengamanan Stadion GBK yang digelar Polri selama sembilan hari.

Menurut Agung, data tersebut ditemukan berdasarkan hasil simulasi pengamanan yang dilakukan selama kursus simulasi pengamanan di Stadion GBK.

“Kemudian manajemen risiko belum dilakukan maksimal oleh pengelola,” ujar Agung dalam acara Penutupan Kursus Manajemen Pengamanan Stadion di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Baca juga: Wapres Sebut Pemerintah Ingin Sepak Bola Maju, Jangan Kalah Terus

Selain itu, Agung menyebut, hasil dari simulasi pengamanan tersebut terkait proteksi ancaman. Ia menyebut, Kawasan Stadion GBK dekat dengan dua objek vital yakni Gedung DPR, perkantoran pemerintah, dan pusat perbelanjaan.

Selanjutnya, dari hasil simulasi juga diketahui Stadion GBK memiliki pintu masuk cukup banyak.

“Pada akses stadion yaitu 94 pintu kecil untuk orang dan 20 akses jalan raya menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno,” imbuhnya.

Menurutnya, peserta kursus tak hanya melakukan simulasi kegiatan pengamanan di Stadion GBK, pada hari kelima atau 29 Januari 2023, seluruh tim meninjau kesiapan Polres Bekasi dalam rangka kegiatan pengamanan pertandingan sepak bola antara Persija dan Persikabo di stadion Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.

Selain itu, para peserta kursus juga melakukan diskusi tentang pengamanan serta fasilitas dan kelengkapan stadion yang digunakan dalam pertandingan sepak bola.

Baca juga: Mobil Presenter Sepak Bola Rendra Soedjono Tak Terkunci Saat Disatroni Pencuri

Mereka juga mempelajari kejadian masa lalu melalui pemutaran video kerusuhan suporter pada pertandingan sepak bola di Skotlandia.

“Dengan hasil diskusi dapat disimpulkan, bahwa yang pertama perlu penyiapan jalur exit bagi penonton yang akan keluar lapangan jika sewaktu-waktu terjadi kerusuhan. Yang kedua perlu diadakan fasilitas kesehatan dan pemadam kebakaran,” ucap Agung.

“Yang ketiga bila terjadi perubahan dari situasi hijau dan kuning ke situasi merah, pengamanan di zona satu oleh senior security officer dengan kendali teknis oleh kepolisian, dan jika di zona dua sepenuhnya oleh aparat Kepolisian,” imbuhnya.

Baca juga: Jokowi: Kesepakatan dengan FIFA Kita Jadikan Momentum Perbaikan Sepak Bola Indonesia

Diketahui, Kursus Manajemen Pengamanan Stadion atau Stadium Security Management Course terkait pengamanan di setiap kompetisi sepak bola digelar 25 Januari sampai 2 Februari 2023 di Hotel Century Park, Jakarta Pusat.

Peserta kursus terdiri dari 66 orang yang terdiri dari 34 Kepala Biro Operasional (Karoops) di polda jajaran, 22 orang dari Satuan Kerja Mabes Polri, dan 10 lainnya dari kementerian/lembaga terkait.

Kursus tersebut mendatangkan sejumlah pengajar profesional dari Conventry University, Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com