Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Sangat Aneh kalau Kasus Covid-19 di Indonesia Sedikit

Kompas.com - 04/01/2023, 19:57 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, kasus infeksi Covid-19 di Tanah Air sedianya belum turun signifikan.

Dia menduga, sedikitnya kasus infeksi di Indonesia terjadi karena menurunnya pemeriksaan (testing) yang dilakukan pemerintah.

Di samping itu, masyarakat makin enggan untuk melakukan pemeriksaan dalam mendeteksi virus corona, baik PCR maupun antigen.

"Lebih sulit (mendeteksi kasus Covid-19) di tahun keempat karena semakin menurunnya kapasitas testing, baik dari pemerintahnya sendiri yang memang menurun, dan masyarakat yang semakin enggan untuk melakukan testing," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2023).

Baca juga: Update 4 Januari 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 597 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.721.692

Dicky menuturkan, banyaknya orang yang tidak lagi melakukan pemeriksaan terjadi karena beberapa faktor, salah satunya orang yang terinfeksi kebanyakan bergejala ringan.

Kemudian, pola mencari pelayanan kesehatan di kalangan masyarakat masih rendah.

Mereka lebih memilih untuk mengobati kasus di rumah saja dibandingkan mendapat pelayanan intensif di rumah sakit

"Apalagi kondisi (sakitnya) tidak seberat sebelumnya setelah vaksinasi. Jadi sangat musykil dan aneh kalau kasus infeksinya sedikit. Ditambah pengabaian di masyarakat tinggi," ucap Dicky.

Penilaian Dicky bukan tanpa alasan. Indonesia adalah salah satu negara dengan excess death tinggi di dunia selama pandemi. Artinya, infeksi yang tidak tercatat sangat banyak.

Ditambah lagi, ada fakta ilmiah yang menyatakan bahwa Covid-19 subvarian Omicron yang bersirkulasi saat ini lebih efektif dalam menginfeksi, me-reinfeksi, dan efektif dalam menembus antibodi.

"Dikatakan oleh WHO testing kita jauh di bawah yang disarankan dari satu tes per 1.000 orang per minggu, sudah jauh sekali penurunannya. Jadi harusnya secara logika ilmiahnya, kasus infeksinya bisa banyak," ujar Dicky.

Baca juga: Pimpinan Komisi IX DPR Minta Vaksin Covid-19 Anak Usia 6 Bulan-11 Tahun Gratis

Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi ratusan per hari. Sebelumnya, saat Omicron meningkat, kenaikan kasus mencapai 8.000 per hari.

Pada Rabu (4/1/2023), pukul 12.00 WIB, kasusnya bertambah 597 kasus dalam sehari sehingga total mencapai 6.721.692 sejak tahun 2020.

Sementara itu, kasus aktif turun 77 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 8.893 kasus aktif.

Data yang sama menunjukkan, ada penambahan kasus sembuh. Dalam sehari, jumlahnya bertambah 665.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com