Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status "Darah Biru" Dinilai Sulitkan Puan untuk Jadi Capres

Kompas.com - 22/12/2022, 15:57 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan, Ketua DPR Puan Maharani menghadapi situasi tidak mudah bila ingin maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurut Yunarto, status sebagai anak Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri merupakan salah satu faktor yang membuat elektabilitas Puan stagnan karena publik tidak menyukai sosok "berdarah biru" seperti Puan.

"Ada kecenderungan 'darah biru' ini bukan lagi aset tapi liabilities, ada protes keras, ada kritik keras dari masyarakat, mereka inginnya yang bottom up, kira-kira seperti itu," kata Yunarto, Kamis (21/12/2022).

Baca juga: Survei SMRC: Ganjar Capres Paling Disukai Rakyat, Puan Maharani Terendah

Yunarto menilai, meski menjadi bagian dinasti politik, rekam jejak politik Puan memang sudah teruji karena pernah menjadi anggota DPR, ketua fraksi, menteri, hingga menjadi Ketua DPR.

Namun, Yunarto menilai, kini ada situasi di tengah masyarakat yang didominasi anak muda yang menolak calon-calon berstatus "darah biru".

"Apakah itu harus disalahkan? Ya enggak bisa, malah harus ditunjukkan dengan cara yang lebih effort lebih ya buat para darah biru ini, saya tidak tahu tidak fair buat mereka," ujar Yunarto.

Di samping itu, ia juga mengingatkan bahwa masih ada sebagian amsyarakat Indonesia yang belum bisa menerima pemimpin perempuan.

Menurut Yunarto, faktor itu pula yang menggagalkan Megawati terpilih pada Pilpres 2024.

Oleh karena itu, bila akhirnya PDI-P memberi tiket calon presiden kepada Puan, Puan memiliki peluang kecil untuk keluar sebagai pemenang Pilpres 2024.

"Walaupun Ganjar tidak maju, dnegan adanya dua calon lain yang sangat kuat dengan elektabilitas juga bisa menyaingi Mas Ganjar, ada Pak Prabowo dan Mas Anies, kecenderungannya menurut saya Mbak Puan sulit untuk bersaing," kata Yunarto.

Baca juga: Dilema Megawati sebagai King Maker, Relakan Ganjar atau Puan Jadi Cawapres Prabowo

Yunarto menuturkan, beragam hasil survei menunjukkan bahwa elektabilitas Puan berada di angka maksimal 3 persen, jauh di bawah Ganjar, Anies, dan Prabowo yang elektabilitasnya telah melampaui 20 persen.

Dalam survei Charta Politika pada 8-16 Desember 2022, Puan hanya mengantongi elektabilitas 1,5 persen pada simulasi 10 nama.

Dalam simulasi tersebut, Ganjar menempati posisi puncak dengan elektabilitas sebesar 31,7 persen, disusul Anies (23,9 persen), dan Prabowo (23 persen).

Survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.220 orang sampel pada 8-16 Desember. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com