Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galang Dana untuk Gugat KPU, Partai Ummat: Butuh Biaya, Bukan Partai yang Banyak Uang

Kompas.com - 16/12/2022, 19:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Ummat mengajak seluruh kader dan simpatisan untuk menggalang dana agar Partai Ummat lolos menjadi peserta Pemilu tahun 2024.

Dana itu dibutuhkan untuk membiayai 30 lebih pengacara agar membatalkan keputusan KPU yang menyatakan Partai Ummat tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2024.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Ummat, Nazaruddin mengatakan, penggalangan dana ini dilakukan mengingat Partai Ummat bukan partai besar. Sedangkan berperkara di Bawaslu butuh dana besar.

"Bagaimana pun untuk berperkara di Bawaslu juga butuh biaya. Artinya, kita harus (mendanai) pembina hukum kita. Kita juga kemungkinan besar nanti harus mendatangkan para saksi, ini kan semuanya butuh biaya," kata Nazaruddin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

"Sementara ini kan bukan partai yang banyak uang," ujarnya lagi.

Baca juga: Tak Lolos Jadi Peserta Pemilu, Partai Ummat Bakal Ajukan Gugatan ke Bawaslu Besok

Ia mengatakan, penggalangan dana dilakukan juga untuk menjaga kekompakan di antara pengurus, kader, dan simpatisan Partai Ummat di seluruh Indonesia.

Nazaruddin mengklaim, Partai Ummat sudah punya pengurus di berbagai kabupaten/kota dan sekian ribu kecamatan.

"Oleh karena itu, kita perlu memberikan penguatan dan menjaga kekompakan antara pengurus. Jadi dilandasi dua alasan itu untuk menjaga kekompakan, menjaga rasa saling menguatkan dan memiliki, dan juga kita butuh biaya," kata Nazaruddin.

Sejauh ini, kata Nazaruddin, sudah ada beberapa pihak yang menyisihkan dana.

Baca juga: Resmi, Partai Ummat Gagal Lolos Pemilu 2024

Sumbangan yang diberikan bervariasi jumlahnya, mulai dari Rp 100.000, Rp 300.000, Rp 500.000, dan Rp 1 juta. Ada pula yang menyumbang dengan nominal yang lebih kecil, yaitu Rp 20.000.

"Alhamdulillah, saya tidak bisa menyebut angka. Saya kira sudah ratusan juta yang masuk. (Targetnya) semaksimal mungkin," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mengajak semua kader dan simpatisan menggalang dana.

Ajakan ini disampaikan Amien Rais melalui Maklumat Majelis Syura Partai Ummat di Youtube Partai Ummat Official, Kamis (15/12/2022).

"Untuk mendatangkan para saksi dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dan juga untuk membiayai 30 lebih para pengacara kredibel, maka tentu pada umat memerlukan dana yang cukup besar," kata Amien Rais.

Baca juga: Klaim Partai Ummat Bakal Disingkirkan, Amien Rais Tuntut Hasil Verifikasi Parpol oleh KPU Diaudit

"Oleh karena itu, kami mengimbau semua sahabat pengurus kader dan simpatisan partai Ummat di mana saja berada mari bersama kita galang dana untuk menyelamatkan Partai Ummat," ujarnya lagi.

Amien Rais sebelumnya menduga ada kejanggalan ketika Partai Ummat tidak diloloskan menjadi peserta Pemilu 2024.

Apalagi, KPU disinyalir melakukan manipulasi dan kecurangan data verifikasi faktual untuk meloloskan partai-partai tertentu.

Amien Rais juga menduga ada kekuatan besar sehingga Partai Ummat disingkirkan dari Pemilu 2024.

"Nampaknya atas perintah kekuatan yang besar, Partai Ummat disingkirkan, out, atau satu-satunya yang disingkirkan sehingga Partai Ummat tidak bisa ikut Pemilu 2024," katanya.

Baca juga: KPU Ungkap Alasan Partai Ummat Tidak Lolos sebagai Peserta Pemilu 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com