Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ucapan Cak Imin Koalisi Rawan Pecah, Pengamat: Tak Ada Figur Kuat untuk Diusung

Kompas.com - 13/12/2022, 20:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, ucapan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menyebut koalisi saat ini rawan bubar memang benar adanya.

Menurutnya, ucapan Cak Imin itu terlontar karena melihat koalisi yang ada belum memiliki figur kuat untuk dicalonkan untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Karena tiap koalisi yang terbangun tidak dilengkapi tokoh yang cukup kuat untuk diusung. PKB-Gerindra hanya ada Prabowo, dan Muhaimin belum tentu disetujui diusung sebagai Cawapres oleh Gerindra," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Dedi mengatakan, tidak hanya koalisi PKB-Gerindra, koalisi lainnya juga dinilai belum terlihat figur yang menonjol.

Baca juga: Tertawa Keras, Cak Imin: Koalisi Sana yang Rawan Bubar, di Sini Tidak

Misalnya, Nasdem yang hanya ada Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Hal itu juga diiringi dengan dinamika kandidat calon wakil presiden (cawapres) Anies di koalisi.

"Terlebih KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) yang sama sekali tidak miliki tokoh kecuali Airlangga dan itu diprediksi maksimum hanya kandidat Cawapres," ujar Dedi.

Namun, Dedi mengungkapkan faktor lain yang membuat potensi pecahnya koalisi semakin besar.

Faktor itu adalah keputusan PDI-P dalam membangun kerja sama politik.

Baca juga: Ditanya Siapa yang Memintanya Mundur Jadi Capres PKB, Cak Imin Jawab Begini

Pasalnya, kata Dedi, PDI-P dinilai menjadi kunci peta koalisi yang sudah ada.

"Karena mereka satu-satunya yang miliki akses keterusungan tanpa koalisi. Artinya, tanpa perlu mencari kandidat Capres-Cawapres, PDI-P bisa mengikuti kontestasi, di sinilah muara perubahan besar itu bisa terjadi," katanya.

Dari situ, menurut Dedi, bukan tidak mungkin partai koalisi yang sudah ada akan terdorong bergabung dengan koalisi PDI-P.

Sebelumnya diberitakan, Cak Imin menilai semua koalisi partai politik (parpol) saat ini rawan mengalami perpecahan, termasuk koalisi PKB dan Partai Gerindra.

Baca juga: Muhaimin Iskandar Sebut Semua Koalisi Rawan Pecah, Termasuk PKB-Gerindra

Dalam pandangannya, koalisi parpol benar-benar sudah pasti setelah penutupan pendaftaran capres dan cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sama (rawan pecah), semua koalisi sebelum janur melengkung tanggal 25 November 2023, ya semuanya masih rawan,” ujar Muhaimin Iskandar ditemui di Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).

Menurutnya, jika belum mendaftarkan capres-cawapres ke KPU, maka semua koalisi parpol belum benar-benar solid atau masih bisa terpecah dan bergabung atau membuat koalisi baru.

"Yang disebut koalisi sesungguhnya adalah nanti ketika sama-sama mendaftar ke KPU, sehingga sampai pendaftaran di KPU terakhir, maka belum bisa final,” kata Cak Imin.

Baca juga: Cak Imin Bilang Semua Koalisi Rawan Pecah, PPP: Paling Koalisi Gerindra-PKB yang Bubar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com