Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMRC: Jika Ganjar Dicalonkan Golkar, Peta Politik Berubah Total

Kompas.com - 18/11/2022, 09:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menilai, PDI Perjuangan perlu berhati-hati bila Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dicalonkan sebagai presiden oleh Partai Golkar.

Pasalnya, PDI-P berpotensi kehilangan suara jika sampai Ganjar dicalonkan sebagai presiden oleh partai lain. Suara pendukung Ganjar yang selama ini turut mendukung PDI-P, diperkirakan pindah seiring dengan Ganjar diusung parpol lain.

"Jadi, PDI Perjuangan terancam oleh Golkar. Berarti (penurunan) itu sangat berarti. Bahkan posisinya sekarang, kalau Ganjar menjadi calon dari Golkar, peta kekuatan partai politik jadi berubah cukup total. Bayangkan, jadi Gerindra, PDI-P dan Golkar itu seimbang," kata Saiful dalam rilis yang ditayangkan di Youtube SMRC TV, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas PDI-P Turun jika Ganjar Diusung Golkar

Saiful menjelaskan bahwa sebelumnya, suara PDI-P dalam berbagai survei selalu berada di posisi teratas. Bahkan, PDI-P dinilai sebagai partai politik yang sulit dilampaui oleh partai lainnya.

Namun, kondisi itu bisa berubah jika Ganjar dicalonkan oleh partai lain, misalnya Golkar.

"Yang tadinya PDI-P itu almost untouchable, hampir tak bisa disentuh. Tapi begitu Ganjar pergi ke Golkar, berbondong-bondong (pendukungnya) ikut. Membuat PDI Perjuangan seimbang dengan Gerindra. Bahkan Gerindra ada di sedikit atas. Dan seimbang dengan Golkar," jelasnya.

Dalam rilis survei SMRC, suara yang diperoleh PDI-P bahkan sedikit lebih rendah dengan Gerindra, apabila situasinya Ganjar dicalonkan oleh Golkar.

Baca juga: Survei SMRC: Pencapresan Airlangga Tak Beri Dampak Signifikan pada Elektabilitas Golkar

Tercatat, suara Gerindra 20 persen, sedangkan PDI-P 18 persen. Peningkatan signifikan terjadi di Golkar yang memperoleh 17 persen suara jika mencalonkan Ganjar.

Sebelumnya, dalam simulasi jika mencalonkan Airlangga Hartarto, Golkar hanya mendapatkan 13 persen suara.

Saiful berpendapat, Golkar perlu mencermati fakta-fakta bahwa Ganjar berpeluang mendongkrak suara

"Ini bisa jadi alternatif bagi Golkar, tapi bisa juga, PDI Perjuangan harus hati-hati dengan ini. Kalau PDI Perjuangan ingin jaga suaranya, dia harus hati hati dengan fakta ini," terang Saiful.

Untuk itu, jika tidak ingin kehilangan suara, PDI-P dinilai harus bertanggungjawab pada Ganjar.

Baca juga: SMRC: Elektabilitas Golkar Naik, jika Calonkan Ganjar sebagai Capres

Dalam arti, PDI-P harus menjaga agar Ganjar tidak berpaling ke partai lainnya.

"Mungkin di mata PDI Perjuangan yang punya kepentingan juga, dia menjaga sebagai nomor satu. (Ganjar pindah parpol) ini jangan sampai terjadi. Kecuali memang dia (PDI-P) tidak punya target seperti itu, tapi kan lucu, kalau parpol enggak punya target mendapat suara banyak," pungkasnya.

Sebagai informasi, survei eksperimental ini dilakukan dengan melibatkan 267 responden.

Adapun survei berlangsung 3-9 Oktober 2022.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar lebih kurang 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com