Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Menimbang Ridwan Kamil untuk Ganjar Pranowo

Kompas.com - 07/11/2022, 05:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAMPAI saat ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah berada dalam ranah yang diharapkan bisa membawa mereka menuju Istana, baik untuk posisi presiden maupun wakil presiden.

Karir kepemimpinan yang teratur dan terstruktur, pengalaman di atas 10 tahun di tampuk kepemimpinan organisasi pemerintahan (tingkat II dan I), dan pengalaman mengorkestrasikan berbagai kekuatan politik yang menopang kepemimpinan mereka di pemerintahan daerah, adalah modal politik yang sangat berharga.

Dengan lain perkataan, jika berkaca pada jenjang karir ideal politisi menuju kursi nomor satu atau nomor dua di sebuah negara, jalur yang sedang dan sudah dilewati RK maupun Ganjar Pranowo sudah memenuhi syarat untuk menuju ke Istana, yakni pernah menjadi kepala pemerintahan di tingkat provinsi (setara dengan kepala negara bagian di Amerika Serikat, misalnya).

Jalur semacam itu memang menjadi salah satu jalur yang acapkali dilalui banyak pemimpin besar di dunia.

Sebut saja jajaran Presiden Amerika Serikat seperti Franklin Delano Roosevelt( FDR) yang sempat menjadi Gubernur New York satu periode; Jimmy Carter sebagai Gubernur Indiana; Bill Clinton sebagai Gubernur Arkansas dua periode; Bush Yunior sebagai Gubernur Texas; plus Jokowi sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, dan lain-lain.

Memang ada juga jalur lainnya, seperti jalur legislatif. Contoh terbarunya adalah Barack Obama dan Joe Biden. Tak lupa, berasal jalur bisnis, seperti Donald Trump.

Tak bisa dipungkiri, jalur yang dilalui RK disokong oleh tingkat popularitas yang cukup tinggi di tingkat nasional, meskipun masih membutuhkan usaha keras untuk mengubahnya menjadi akseptabilitas dan elektabilitas.

Sebut saja, misalnya, follower Instagram RK sebagai salah satu parameter. Angka 18 juta follower cukup sulit untuk ditandingi oleh politisi lain tentunya.

Fakta tersebut adalah salah satu sinyal bahwa RK memang memiliki modalitas digital dan sosial yang bisa di-generate menjadi modalitas politik praktis untuk pentas nasional.

Apalagi, Pilpres 2024 adalah Pilpres milenial alias Pilpres dengan pemilih muda sebagai mayoritas pemilihnya.

Menurut riset CSIS awal 2022 lalu, dari 190 jutaan pemilih, hampir 60 persennya adalah pemilih milenial dan generasi Z. Dan fakta lanjutannya, anak muda adalah ceruk pasar strategis digital RK selama ini.

Hasil survei terbaru Kompas memperjelas daya tawar RK atas pemilih muda. Untuk segmen generasi Z, RK menorehkan elektabilitas 10,4 persen, melesat dari survei Kompas sebelumnya yang hanya 6,3 persen.

Raihan tersebut menempatkan RK berada langsung di bawah tiga besar, Ganjar Pranowo (28 persen), Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Artinya, jika kita pisahkan RK hanya sebagai bakal calon wakil presiden, maka posisinya akan melejit ke atas sebagai bakal kandidat paling potensial.

Lebih dari itu, secara geografis RK adalah gubernur dari provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia sekaligus dihuni oleh etnis nomor dua terbanyak secara nasional.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com