Kematian Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Capai 141 Kasus, Lebih Tinggi dari Gambia

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kematian (fatality rate) gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury atau AKI) di Indonesia terus meningkat. Per tanggal 23 Oktober 2022, jumlah kematian menjadi 141 kasus.

Tingkat kematian di Indonesia ini melampaui Gambia. Menurut keterangan resmi pemerintah Gambia, kasus kematian akibat gangguan ginjal akut mencapai 70 orang.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril menyampaikan, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal ini sudah tersebar di 26 provinsi.

Baca juga: Update Kasus Gangguan Ginjal Akut: 245 Orang Terdiagnosis, 141 Orang Meninggal

Angka ini meningkat dari total 241 kasus yang dilaporkan Kemenkes pada Jumat (21/10/2022).

"(Tersebar di) 26 provinsi, 141 kematian," kata Syahril saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Adapun sejauh ini, jumlah penderita meningkat menjadi 245 kasus. Lebih tinggi dibandingkan data per hari Jumat (21/10/2022) yang mencapai 241 kasus.

Sejauh ini, belum ditemukan penyebab pasti yang memicu gangguan ginjal akut di Indonesia. Kemenkes mengambil langkah konservatif untuk menyetop sementara penjualan obat sirup yang dinyatakan tidak aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: Wali Kota Idris Klaim Tak Ada Kasus Gagal Ginjal Akut di Depok, Faktanya...

Namun kata Syahril, daftar obat-obatan sirup yang sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) boleh dikonsumsi kembali.

"Kemenkes mengikuti pengumuman BPOM bahwa obat-obat yang aman yang sudah diumumkan, boleh digunakan lagi," beber dia.

Sebagai informasi, gangguan ginjal akut misterius banyak menyerang anak-anak umumnya balita.

Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare. Kemudian berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.