JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh buka suara soal pencapresan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mendapat respons negatif di masyarakat serta imbas hubungan dirinya dan Nasdem dengan Presiden Joko Widodo.
Hal itu diungkapkan Paloh dalam acara silaturahim dengan 50 guru besar perguruan tinggi di Nasdem Tower, Jakarta, Sabtu (22/10/2022).
Paloh menegaskan, tidak ada yang salah dengan menjadikan Anies bakal calon presiden. Namun, ia mengakui, keputusan politik itu tidak disukai.
“Ini faktor suka/enggak suka,” kata Paloh, Sabtu.
Baca juga: Soal Jokowi Tak Balas Peluk Surya Paloh, Stafsus Mensesneg: Kalau Tak Komit Lagi, Pamit Baik-baik
Ia membandingkan keputusannya mendeklarasikan Anies dengan keputusannya mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.
Menurutnya, dukungan yang diberikan Nasdem kepada 2 tokoh tersebut sama-sama berbalas cibiran.
"Kan aneh dukung Ahok saya dibilang penista agama, sekarang dukung Anies dibilang ini baru jadi kadrun," ujar dia.
"Saya dukung Ahok karena saya yakin dia yang terbaik pada waktu itu untuk memperkuat nilai nilai kebangsaan. Sekarang saya dukung Anies, pada waktu ini yang saya anggap tepat memperkuat nilai nilai kebangsaan," ujar Paloh.
Ia juga menganggap tidak tepat anggapan bahwa Anies Baswedan orang di luar pemerintahan. Sebab, baru pada 16 Oktober 2022 Anies selesai bertugas sebagai gubernur DKI Jakarta, sedangkan deklarasi oleh Nasdem dilakukan saat Anies masih gubernur.
"Jadi di orang dalam pemerintahan. Itu pemahaman Nasdem. Jadi apa (persoalannya)?” ucapnya.
Baca juga: Surya Paloh Sebut Pencapresan Anies Tak Langgar Kesepakatan Koalisi: Kecuali Presiden Bilang Jangan
Anies, menurut pandangannya, punya jam terbang tinggi untuk dideklarasikan sebagai bakal calon orang nomor 1 republik.
Maka dari itu pula, ia merasa deklarasi itu tidak akan melanggar komitmen dengan partai-partai koalisi di pemerintahan.
Paloh juga mengeklaim tak akan merasa masalah bila Anies akhirnya gagal maju sebagai calon presiden bila tidak terjadi koalisi antara Nasdem dengan partai politik lain.
“Ya apa boleh buat, enggak ada masalah. Kita enggak ada beban yang tinggi sekali. Enggak ada beban. Jangan dipikir ini hidup matinya (Nasdem). Tapi, hak-hak konstitusional jangan dikurangi satu sama lain kan itu yang kita mau," ujar Paloh.
Deklarasi Anies sebagai bakal calon presiden dari Nasdem bersambut negatif dari partai-partai koalisi pemerintahan. Beberapa di antaranya bahkan memandang Nasdem perlu keluar dari koalisi partai pendukung rezim Joko Widodo.