Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Dulu Santri Sering Diejek Udik dan Kampungan, Sekarang Sudah Naik Luar Biasa

Kompas.com - 21/10/2022, 12:49 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, kaum santri kini sudah maju sehingga tidak lagi diejek sebagai kelompok yang udik dan kampungan.

Hal ini disampaikan Mahfud saat menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022 yang digelar di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

"Kalau dulu sering diejek sebagai kaum udik dan kampungan dan hanya bisa kerja di sektor kantor kementerian agama, dalam arti yang disempitkan agama itu, sekarang kaum santri sudah mengalami mobilitas sosial vertikal naik yang luar biasa," kata Mahfud, Jumat.

Baca juga: Mahfud Sebut Jokowi Pernah Ingin Terbitkan Perppu KPK, tetapi Diancam DPR

Menurut Mahfud, hal itu tercermin dari sudah adanya kaum santri dapat menjadi seorang presiden dan wakil presiden, serta berkiprah sebagai saudagar, pejabat, akademisi, dan pimpinan ormas.

Para santri juga ada yang menjadi politisi, gubernur, bupati, wali kota, bahkan ada yang menjadi sastrawan maupun seniman sangat berpengaruh di Indonesia.

"Sekarang juga sudah banyak masuk ke berbagai pejabat penting di perguruan tinggi, di instansi pemerintah, bukan hanya bekerja dalam hal-hal urusan agama dalam arti sempit, tapi sudah masuk ke seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mahfud.

Mahfud melanjutkan, berbagai institusi pemerintah kini juga sudah dekat dengan kegiatan-kegiatan Islami.

Baca juga: Mahfud Ungkap Jokowi Pernah Ingin Novel Baswedan Tetap di KPK: Biar Ada yang Takut

Ia mencontohkan, Polri yang pernah dianggap jauh dari Islam, kini markas-markasnya justru kerap menjadi tempat pengajian.

Mahfud menyebutkan, Polri pun kini mempunyai seragam muslimah yang dipakai pada saat dinas di lapangan.

"Pun di kantor-kantor pemerintah bukan hanya dibangun mesjid, tetapi juga dibentuk majelis-majelis taklim, kelompok-kelompok pengajian di kalangan pegawai," ujar Mahfud.

Menurut Mahfud, majunya kalangan santri di Indonesia merupakan bukti bahwa tidak ada Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam yang dilakukan oleh negara.

Baca juga: DPR Tolak RUU Pembatasan Uang Kartal, Mahfud: Katanya Politik Harus Bawa Uang Tunai

"Tidak ada juga rasa malu untuk mengaku muslim. Kalau dulu rasanya kalau muslim itu malu-malu, dianggap kampungan, sekarang tidak, karena juga tidak ada Islamofobia dan kaum muslimin para santri tidak kalah prestasinya dengan orang-orang bukan santri," ujar Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com