JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali bertolak ke Malang, Jawa Timur, untuk mengecek secara langsung kondisi CCTV di stadion Kanjuruhan.
Komisioner Komnas HAM bidang Penyelidikan Choirul Anam mengatakan, pengecekan tersebut dilakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi pada CCTV titik 16 yang bermasalah saat tragedi terjadi.
"Salah satu agenda ke malang adalah mendalami kembali CCTV, yang pertama kami bertemu dengan teknisi, bertemu dengan teknisi dan Dispora juga," ujar Anam dalam keterangan video, Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Kata Iwan Bule Usai Diperiksa Polisi Selama 5 Jam soal Tragedi Kanjuruhan
"Ada beberapa isu penting dalam konteks ini, pertama memang ada problem teknis di CCTV 16 yang mengarah pada parkir yang dikatakan memang ada blank gitu rekamannya," sambung dia.
Setelah mendapat keterangan dari teknisi, kerusakan CCTV di titik 16 adalah murni masalah teknis.
CCTV di titik tersebut sebelumnya bermasalah dan diganti dengan CCTV yang baru pada Jumat (30/9/2022) atau sehari sebelum hari tragedi.
Baca juga: Tanggung Jawab Pidana Tragedi Kanjuruhan, Mahfud: Bisa Saja Kena Ketua PSSI
Setelah selesai dipasang, CCTV tak langsung dilakukan penyetelan sehingga kerja CCTV di titik 16 tidak maksimal.
"Sehingga, ketika merekam peristiwa kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak. Karena itu, ada sinkronisasi IT dan sebagainya, secara teknis itu jadi persoalan," imbuh Anam.
Bukti tersebut, kata Anam, dikuatkan dengan metadata yang ada dalam video rekaman CCTV yang baru dipasang.
"Kami ditunjukkan jejak digitalnya, perubahan-perubahan IP address dan sebagainya, termasuk detail jejak digitalnya kami ditunjukkan itu sama tim dari teknisinya Dispora," tutur dia.
Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Publik Nilai Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan karena Gas Air Mata
Sebagaimana diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang digelar malam hari pada Sabtu (1/10/2022) menelan banyak korban jiwa dan korban luka.
Tercatat 132 orang meninggal dunia. Sementara itu, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah tribune.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.