JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) turut melakukan jajak pendapat terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan bahwa mayoritas publik menilai 133 korban meninggal dalam targedi itu karena gas air mata polisi.
“Mayoritas (responden) tahu korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan akibat tembakan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan, (jumlahnya) 78,8 persen,” kata Djayadi dalam rilis survei secara daring di YouTube LSI, Kamis (20/10/2022).
Kemudian, 55,2 persen responden tak setuju jika gas air mata ditembakkan karena suporter Arema Malang bertindak anarkis.
Baca juga: Survei LSI: Polri dan KPK Lembaga Hukum Paling Tak Dipercaya Publik
Sementara itu, 31,7 persen responden setuju gas air mata ditembakkan, dan 13,1 persen lainnya tak menjawab atau tidak tahu.
“Mayoritas setuju kepolisian semestinya tidak menembakkan gas air mata karena menilai aksi tidak anarkis, (jumlahnya) 58,9 responden,” ujar Djayadi.
Namun, 31,3 responden menyatakan setuju polisi menembakkan gas air mata, dan 9,8 persen responden menyatakan tidak tahu.
Di sisi lain, hasil survei periode 6-10 Oktober itu menunjukkan publik paling banyak menilai ada dua pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden itu.
Baca juga: Komnas HAM: PSSI Inisiasi Kerja Sama dengan Polri yang Mungkinkan Gas Air Mata Masuk Stadion
“Sebanyak 29,4 persen responden menjawab aparat kepolisian, dan 24,3 persen responden menilai yang mesti bertanggung jawab adalah penyelenggara liga,” kata Djayadi.
Diketahui, survei dilakukan dengan metode wawancara melalui telefon pada 1.212 responden.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD) atau proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Metode ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Hasil TGIPF Kanjuruhan: Korban Jatuh karena Gas Air Mata hingga PSSI Harus Tanggung Jawab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.