Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ultimatum Suporter ke PSSI, Desak Pengusutan Tragedi Kanjuruhan Berikan Rasa Keadilan bagi Aremania

Kompas.com - 07/10/2022, 08:51 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Elemen suporter Indonesia mengultimatum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan melakukan gerakan revolusioner, apabila pemerintah tak mampu memberikan rasa keadilan bagi Aremania yang menjadi korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Pentolan Bonek, Andi Peci, yang menjadi perwakilan elemen suporter Indonesia saat bertemu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menegaskan bahwa setiap nyawa berharga.

“Satu orang yang tidak bersalah kehilangan nyawa adalah kematian semua umat manusia, apalagi ini ratusan,” kata Andi di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tak Berbelit-belit Selesaikan Tragedi Kanjuruhan

Ia pun mendesak agar aparat dapat secara transparan dalam mengusut tragedi ini. Para pihak yang bertanggungjawab dalam kerusuhan yang menewaskan 131 orang dan ratusan suporter Arema lainnya luka-luka itu harus diadili.

“Sesegera mungkin diselesaikan, tidak hanya diselesaikan, tapi memang harus terang-benderang, siapa yang bertanggung jawab, hukumannya apa dan sebagainya harus segera diputuskan,” pintanya.

“Kalau kami tidak bisa mendapatkan hasil yang adil buat suporter, tentu kami akan melakukan gerakan yang revolusioner, gerakan yang luar biasa, terutama untuk federasi sepak bola nasional,” tegas Andi.

Baca juga: Kronologi Lengkap Tragedi Kanjuruhan: Persiapan Pengamanan, Kerusuhan, hingga Penetapan Tersangka

Tragedi Kanjuran terjadi setelah aparat kepolisian yang berjaga menembakkan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribun stadion. 

Berdasarkan keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, ada sebelas tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi yang berjaga. Rinciannya, tujuh tembakan diarahkan ke tribun selatan, satu tembakan ke tribun utara, dan tiga tembakan ke lapangan.

Atas peristiwa ini, polisi telah menetapkan enam tersangka. Tiga di antaranya adalah aparat kepolisian yakni Kabagops Polres Malang berinisial WSS, Komandan Kompi 3 Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang berinisial BSA.

Ketiga polisi itu disangka dengan Pasal 359 atau Pasal 360 KUHP.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Polisi di Sepak Bola Indonesia Tak Sesuai Regulasi FIFA

Selain itu, polisi juga menetapkan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) berinisial AHL, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC berinisial AH dan Security Officer berinisal SS.

Ketiganya dikenakan Pasal 359 KUHP dan atau Pasal 360 KUHP dan atau Pasal 130 ayat 1 Jo Pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022.

Tak alergi saran dan kritik

TGIPF Tragedi Kanjuruhan menegaskan terbuka menerima kritik dan saran dari masyarakat untuk menuntaskan tragedi yang menewaskan 131 orang tersebut.

“Tim pencari fakta dengan sangat terbuka akan selalu menerima masukan, saran, kritik, dalam rangka melakukan investigasi kasus (tragedi Kanjuruhan),” ujar anggota TGIPF Akmal Marhali.

Akmal mengatakan, TGIPF juga terbuka atas kritik dan saran yang berkaitan dengan langkah-langkah perbaikan sepak bola Indonesia ke depan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com