Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Miliki Laporan Keuangan Transparan dan Akuntabel, LAN Raih WTP 15 Kali Berturut-turut

Kompas.com - 23/09/2022, 09:55 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Administrasi Negara (LAN) kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Opini WTP tersebut diberikan Kemenkeu setelah memeriksa Laporan Keuangan LAN Tahun Anggaran (TA) 2021. Capaian ini menempatkan LAN selama lima belas kali berturut-turut sebagai peraih WTP.

Raihan Opini WTP itu diartikan sebagai wujud konsistensi LAN dalam upaya akuntabilitas dan pertanggungjawaban keuangan negara secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Adapun penghargaan WTP diserahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kepada Sekretaris Utama LAN Reni Suzana dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2022.

Baca juga: Demokrat Bela Lukas Enembe yang Jadi Tersangka di KPK: 7 Kali Dapat WTP Berturut-turut

Rakernas yang diselenggarakan di Gedung Dhanapala, Kemenkeu pada Kamis (22/9/2022) itu mengangkat tema “Mengawal Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja untuk Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat”.

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Utama LAN Reni Suzana mengatakan, penghargaan WTP dapat diraih berkat kinerja seluruh pegawai yang senantiasa melakukan berbagai perbaikan ke arah yang lebih baik.

Pencapaian tersebut, kata dia, menjadi bukti bahwa LAN terus berupaya mempertanggungjawabkan setiap rupiah keuangan negara secara transparan dan akuntabel.

“Tentunya prestasi ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami dalam mengelola anggaran secara transparan dan akuntabel,” ujar Reni dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Wali Kota Idris Sebut Hasto Asbun karena Singgung Prestasi Depok, PDI-P: Bukan Sikap yang Bijak

Ia berharap, prestasi tahunan tersebut juga menjadi momentum untuk terus berinovasi meningkatkan kualitas transparansi, sehingga LAN dapat mempertahankan opini WTP pada tahun mendatang.

Apresiasi dari Menkeu

Pada kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

Utamanya, kepada pemda dan pemerintah pusat yang terus mengedepankan aspek penggunaan akuntabilitas secara bertanggung jawab, meskipun harus menghadapi tantangan sangat luar biasa di masa pandemi selama dua tahun terakhir ini.

“Saya juga menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan yang luar biasa ini banyak keuangan negara menjadi andalan utama. Terlebih, untuk menghadapi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Kemenparekraf Genjot Kolaborasi untuk Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2023

Terkait penghargaan, ia menjelaskan bahwa ada peningkatan raihan opini WTP untuk pemda dan pemerintah pusat.

Penilaian untuk pemda pada 2022 naik dari 89,7 persen menjadi 92,3 persen. Sementara itu, untuk pemerintah pusat terdapat 83 dari 87 kementerian atau lembaga (K/L) yang meraih opini WTP.

“Hal tersebut mengakibatkan beberapa pemerintah melakukan revisi anggaran baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)”, tutur Sri Mulyani.

Lebih jauh, Sri Mulyani kembali memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi kementerian atau lembaga atau daerah (K/L/D) yang telah berhasil dalam menggunakan anggaran sebagai instrumen countercyclical atau kontra-siklus penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Baca juga: Wajib Belajar 13 Tahun di RUU Sisdiknas Dukung Ekonomi Nasional

Sebab, ia memahami bahwa menghadapi perubahan yang cepat dan responsif terhadap permasalahan bangsa dengan tetap menjaga kualitas penggunaan anggaran secara akuntabel tidaklah mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com