Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Jegal Anies Jadi Capres, PDI-P: Enggak Perlu Dijegal, Lihat Prestasinya

Kompas.com - 18/09/2022, 15:56 WIB
Irfan Kamil,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merespons isu yang menyebutkan bahwa ada sejumlah pihak yang disebut dengan istilah "genderuwo" atau "invisible hand" yang menjegal Anies Baswedan maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menilai, tidak perlu pihak-pihak untuk menjegal Anies Baswedan untuk bisa maju dalam pemilihan presiden yang akan datang.

Hasto berpandangan, masyarakat bisa melihat rekam jejak Anies termasuk janji kampanye saat memimpin Ibu Kota Jakarta untuk menentukan pilihan.

"Enggak perlu dijegal. Mengapa? Ya kita lihat prestasinya saja," ujar Hasto dalam konferensi pers, Minggu (18/9/2022).

Baca juga: Tiga King Maker Turun Gunung, Mungkinkah Duet Anies-AHY Terwujud?

Hasto menantang pihak-pihak yang menduga ada penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk melakukan riset secara objektif terkait kinerjanya selama memimpin DKI Jakarta.

Misalnya, kata dia, apa yang menjadi janji kampanye Anies Baswedan termasuk saat debat calon Gubernur di daftar lalu di sampaikan progres pencapainnya agar lebih fair.

Kedua, lanjut Hasto, tampilkan seluruh total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI selama Anies Baswedan jadi Gubernur dan apa dampaknya bagi kemajuan Jakarta.

"Ketiga di saat bersamaan dibandingkan secara kuantitatif, kinerja Pak Jokowi-Ahok hingga Pak Ahok dengan Djarot. Lalu di-crosscheck dengan anggaran yang dikeluarkan, bandingkan dengan outcomes-nya," papar Hasto.

Baca juga: Respons Anies soal Isu Ada Invisible Hand yang Menjegalnya Jadi Capres

"Kemudian, terhadap persoalan dasar warga Jakarta, banjir, kumuh, kemacetan, ketersediaan air bersih, adanya taman kota, kebersihan lingkungan, bandingkan saja dengan apa yang dilakuka Pak Jokowi," tuturnya.

Hasto pun meminta semua pihak berpolitik dengan cara yang bijaksana sebagai bentuk kemajuan peradaban demokrasi di Tanah Air.

Jika kepala daerah bekerja dengan baik, maka hasilnya dapat ditampilkan kepada publik untuk menjadi contoh bagi kepala daerah yang lain.

Namun, jika kepala daerah tidak dapat bekerja secara baik jangan mengeluarkan diksi-diksi seperti jegal-menjegal yang tidak mencerminkan kedewasaan berpolitik.

Baca juga: Benny K Harman: Saya Dengar Ada Genderuwo, Invisible Hand yang Jegal Anies Jadi Capres

"Sehingga kita ini berpolitik dengan fair, berpolitik ini dengan kualitas demokrasi melalui pendidikan politik yang baik untuk rakyat," kata Hasto.

"Sehingga jegal-menjegal menurut saya suatu diksi yang sangat-sangat tidak pantas, karena partai polilik ini dewasa dan partai politik ingin menang tapi dengan cara-cara yang keadaban," ucapnya.

Adapun isu soal penjegalan Anies itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Demokrat Benny K Harman selepas Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com