JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Mahyudin meminta, kader-kader Partai Perindo tidak korupsi saat menduduki jabatan penting.
Menurut dia, sikap korupsi bertolak belakang dengan lambang elang pada Partai Perindo.
Elang sendiri digambarkan sebagai burung pemberani. Artinya kata Mahyudin, ketika menjadi pemimpin, kader-kader harus berani menyuarakan kebenaran meskipun pahit.
Baca juga: Harry Tanoe Lantik Eks Waketum Golkar Mahyudin Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Perindo
"Di dalam islam bangkai itu sesuatu yang haram. Jadi kita kader Perindo jangan ikut-ikutan makan barang-barang haram, tidak boleh kader Perindo terlibat korupsi. Itu penting," kata Mahyudin sesaat setelah dilantik menjadi Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Perindo di Jakarta, Sabtu (27/8/2022).
Mahyudin menjelaskan, korupsi adalah salah satu penyebab negara atau sebuah bisnis hancur. Fenomena hancurnya bisnis karena korupsi terjadi pada perusahaan dagang Belanda di masa kolonial, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Baca juga: Hary Tanoe-Ahmad Syaikhu Bertemu, Jajaki Peluang Kolaborasi PKS-Perindo
Karena korupsi besar-besaran, VOC dinyatakan bangkrut pada 31 Desember 1799.
"Jadi kita jangan terjebak pada politik eksklusif. Kita berjuang bersama-sama, banyak negara hancur karena gara-gara korupsi. Oleh karena itu, kader Perindo harus terdepan dalam mendukung integritas, melawan korupsi di Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut dia menyinggung soal eksistensi Partai Perindo pada Pemilu tahun 2024. Bagi dia, memenangkan Pemilu tahun 2024 untuk Perindo bukan perkara mudah.
"Tidak ada pekerjaan besar yang bisa dilakukan dengan mudah, pasti berat. Pekerjaan Perindo untuk memenangkan kontestasi untuk berkuasa di tahun 2024 itu bukan pekerjaan yang mudah," ungkap Mahyudin.
Baca juga: Alasan Hary Tanoe Tunjuk TGB jadi Ketua Harian Perindo: Punya Banyak Kelebihan
"Berat, saudara-saudara sekalian. Saya sudah pengalaman," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.