Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Koordinasi dengan Komnas HAM Usut Kasus Tewasnya Brigadir J

Kompas.com - 16/07/2022, 09:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemeriksaan di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo masih terus dilakukan oleh petugas tim khusus gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, hingga Jumat (15/7/2022).

Pemeriksaan kemarin merupakan kali keempat yang dilakukan oleh tim, sejak kasus ini mencuat pada awal pekan ini. Tim masih mencari bukti pendukung guna mengungkap kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Wakil Kepala Polri Komjen Komjen Gatot Eddy Pramono bersama beberapa perwira tinggi Polri telah bertemu dengan jajaran Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kemarin. Komnas HAM dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) merupakan pihak luar yang turut dilibatkan untuk mengusut peristiwa kematian Brigadir J.

Baca juga: Ponsel Keluarga Brigadir J Kembali Normal Usai Diretas, tetapi Masih Ada Kejanggalan

Gatot mengungkapkan bahwa tujuannya ke Kantor Komnas HAM kemarin untuk mengoordinasikan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan ke depan. 

“Tentunya dijelaskan bahwa Polri sendiri sudah mempunyai SOP tersendiri dan Komnas HAM juga mempunyai SOP tersendiri,” kata Gatot dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat.

Perwira polisi bintang tiga itu mengatakan, selama ini korps Bhayangkara sudah sering berkoordinasi dengan Komnas HAM terkait beberapa kasus yang telah terjadi sebelumnya.

Karena itu, dalam kasus penembakan Brigadir J, Mabes Polri bisa berkoordinasi antara lain terkait laboratorium forensik dan kedokteran forensik.

Baca juga: Komnas HAM Mengaku Tak Ada Kendala Usut Tewasnya Brigadir J

“Kami bisa menghadapkan daripada anggota kami dari kedokteran forensik seperti itu nanti akan kita lakukan koordinasi ini,” ujar Gatot.

Bekerja mandiri

Di sisi lain, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, pihaknya juga membentuk tim sendiri untuk mengusut kasus ini, terlepas dari tim khusus yang dibentuk oleh Polri.

Kedua tim, imbuh dia, nantinya akan bekerja sendiri-sendiri. Dalam bekerja, kata Taufan, Komnas HAM akan mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 dalam melakukan pemantauan dan penyelidikan.

“Juga melakukan monitoring terhadap proses-proses penegakan hukum,” kata Taufan.

Baca juga: Komnas HAM Akan Dalami Rekaman Kamera CCTV Terkait Penembakan Brigadir J

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan Komnas HAM akan membutuhkan data forensik lebih dalam. Untuk itu, ia mengatakan, pihaknya akan meminta bahan-bahan tersebut kepada kepolisian.

Demikian halnya bila Komnas HAM memantau dan melaksanakan penyelidikan di sejumlah tempat. Data yang dimiliki Komnas HAM nantinya akan dibagikan kepada kepolisian.

“Hasilnya (penyelidikan) diberikan kepada Mabes Polri, sebagai rekomendasi Komnas HAM, dan ditindaklanjuti oleh Bareskrim,” ucap Taufan melansir Kompas.id.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com