Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 739 Kasus Covid-19 akibat Penularan Omicron BA.4 dan BA.5

Kompas.com - 29/06/2022, 15:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, hingga 28 Juni 2022, tercatat 739 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

"Sampai hari ini sudah berjumlah total 739 kasus BA.4 dan BA.5," kata Syahril dalam diskusi secara virtual, Rabu (29/6/2022).

Syahril mengatakan, jumlah kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini diprediksi akan terus meningkat sehingga akan berpengaruh pada gelombang kasus Covid-19 secara nasional.

Baca juga: RSDC Wisma Atlet Kini Rawat 121 Pasien Covid-19

Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kami sampaikan agar kita semua tidak panik, karena kita masih masa pandemi sehingga fluktuasi naik turunnya kasus itu konsekuensi logis," ujar dia.

Syahril mengatakan, 739 kasus subvarian Omicron tersebut terdiri dari 71 kasus dari penularan BA.4 dan 668 kasus dari penularan BA.5.

Kasus-kasus itu tersebar di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali. "Baik itu BA.4 dan BA.5, DKI Jakarta paling tinggi atau dominan," kata dia.

Baca juga: WHO: G20 Punya Kemampuan Mendanai Perang Lawan Covid-19 Berikutnya

Syahril mengatakan, gejala yang dialami pasien yang terinfeksi subvarian BA.4 dan BA.5 sama seperti Omicron BA.1 dan BA.5.

"Gejalanya batuk, sakit tenggorokan, demam dan gejala yang lain dan BA.5 ini tidak seberat delta yang lalu dan lebih ringan dari Omicron BA.1 dan BA.2," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com