Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bambang Pacul dan Ganjar Pekikan Salam Merdeka Bersama di Rakernas PDI-P

Kompas.com - 21/06/2022, 10:41 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) tampak akrab dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II 2022 dimulai, Senin (21/6/2022) pagi.

Pantauan Kompas.com, Ganjar dan Bambang Pacul saling menyalami rekan-rekan sesama kader PDI-P di ruangan acara rakernas, di Sekolah Partai, Jakarta Selatan.

Baca juga: Diusulkan Nasdem Jadi Capres, Ganjar Disarankan Fokus sebagai Gubernur

Sesaat kemudian, tibalah Ganjar dan Pacul saling bersalaman. Dari kejauhan, tampak keduanya terlibat pembicaraan. 

Setelah itu, Ganjar tampak menyalami Ketua Fraksi PDI-P DPR Utut Adianto. Keduanya juga tampak saling berbicara ketika bersalaman.

Baca juga: Diusulkan Jadi Capres Nasdem, Ganjar Dinilai Harus Tunggu Restu Megawati

Kemudian, ada momen di mana Ganjar dan beberapa kader PDI-P lainnya saling berbincang.

Selanjutnya, para kader itu saling berdiri bergerombol dan memekikkan Salam Merdeka bersama-sama.

Tampak Ganjar dan Bambang Pacul yang berdiri berdampingan mengucapkan Salam Merdeka itu.

"Merdeka, merdeka," ucap Ganjar dan Bambang Pacul diikuti oleh sejumlah kader PDI-P, Selasa.

Baca juga: Hadiri CFD di Solo, Ganjar Disapa Halo Presidenku

Sejumlah kader PDI-P yang melihat itu pun juga mengucapkan hal sama sembari mengepalkan tangan.

Mereka pun saling bertepuk tangan dan kembali duduk di kursi yang disediakan.

Diberitakan sebelumnya, sebelumnya kedua figur kader PDI-P tersebut kerap disebut berseberangan dalam dukungan politik.

Bambang Wuryanto yang merupakan Sekretaris Fraksi PDI-P DPR itu diketahui sempat menyebut Ganjar keterlaluan atau dalam bahasa Jawa kemajon.

Baca juga: Strategi Blitzkrieg Nasdem: Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Andika Perkasa

Pernyataan itu disampaikan Bambang ketika ditanya soal alasan Ganjar tidak diundang di acara internal partai. Salah satunya pada HUT PDI-P ke-48 di Panti Marhaen Semarang, Jawa Tengah.

Pacul mengungkapkan, tak diundangnya Ganjar karena dia dinilai kelewat berambisi untuk Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, Sabtu (22/5/2021).

Pacul juga mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun dia merasa tidak digubris.

"Wis tak kode sik, mok soyo mblandang, ya tak rodo atos (Sudah saya kode lebih dulu, kok makin keterlaluan, ya saya makin keras). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

Baca juga: Nasdem Usulkan Ganjar sebagai Bakal Capres, Puan Sebut PDI-P Tak Terganggu

Pacul juga pernah menyebut barisan pendukung Ganjar sebagai kader celeng.

Sebutan itu disampaikan menanggapi adanya deklarasi Ganjar sebagai calon presiden 2024 oleh sejumlah kader PDI-P pada medio November 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com