JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai Presiden Jokowi salah pilih lantaran menunjuk sosok Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai Menteri Perdagangan (Mendag).
Zulhas menggantikan Muhammad Lutfi, yang sebelumnya ditunjuk sebagai mendag pada akhir 2020.
Ketua YLKI Tulus Abadi pun meragukan kemampuan Zulhas dalam menyelesaikan masalah minyak goreng atau masalah perdagangan lain.
"Apalagi salah satu petinggi parpol dari Mendag Zulhas adalah pemilik kebun sawit. Dari sisi kapasitas dan pengalaman justru bagusan mendag yang lama," ujar Tulus kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Zulkifli Hasan Jadi Mendag, Fraksi PKS Harap Harga Migor Turun
Ia pun menaruh harapan besar pada kinerja Zulhas dalam mengatasi persoalan harga-harga dan pemenuhan kebutuhan pokok di dalam negeri.
"Mendag baru kurang bisa diharapkan untuk bisa mengatasi persoalan riil konsumen, terutama soal pasokan kebutuhan pokok dan melambungnya harga-harga. Dalam hal ini Jokowi justru salah pilih," ucap dia.
Hal senada diungkapkan oleh Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor.
Baca juga: Zulkifli Hasan Dilantik Jadi Menteri Perdagangan, IKAPPI: Welcome to Jungle...
Ia mengungkapkan, Zulhas tidak memiliki rekam jejak yang mumpuni di bidang perdagangan.
Firman pun menilai mendag sebelumnya memiliki rekam jejak yang lebih baik.
"Yang dia (Zulhas) punya adalah posisi sebagai ketua umum partai yang dinilai Jokowi semakin loyal dan semakin dekat dengan ide-ide dia tentang pengelolaan negara," ucap Firman.
Baca juga: Intip Harta Zulkifli Hasan yang Resmi Dilantik Jadi Mendag
Sebelumnya, usai pelantikan dirinya sebagai mendag, Zulhas mengungkapkan, persoalan kelangkaan dan harga minyak goreng yang tinggi akan menjadi prioritasnya.
Ia pun menginginkan permasalahan tersebut bisa lekas teratasi sehingga masyarakat tidak menderita terlalu lama.
"Saya Insya Allah dengan sama-sama teman-teman bisa cepat menyelesaikan, terutama minyak goreng. Ketersediaannya ada, harga terjangkau. Kalau berlama-lama kan kasian rakyatnya, itu saya kira prioritas," kata Zulhas di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.