Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Capres-Cawapres yang Didukung Koalisi PKB-PKS Berpotensi Menang

Kompas.com - 10/06/2022, 16:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, koalisi yang dijajaki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum memiliki tokoh yang dapat ditawarkan menjadi calon presiden.

Menurut Umam, hal itu menjadi salah satu masalah yang dimiliki koalisi tersebut di samping perolehan suara kedua partai yang belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

"Masalah lainnya, kedua partai itu juga belum memiliki tokoh pemimpin yang relatif marketable untuk diusung dalam Pilpres 2024 mendatang," kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Minim Tokoh Buat Diusung Capres Bakal Jadi Problem Koalisi PKS-PKB

Ia menyebutkan, elektabilitas tokoh yang ditawarkan masing-masing partai, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, masih jauh tertinggal dibanding tokoh lainnya.

"Artinya, belum tampak ada leadership dan center of gravity yang riil dari bersatunya PKB dan PKS ini," ujar Umam.

Kendati demikian, Umam menilai, jika PKB dan PKS bersatu untuk mendukung salah satu pasangan capres-cawapres, maka capres dan cawapres yang diusung punya potensi besar untuk menang.

Sebab, PKB dan PKS dapat mengonsolidasikan dan menyapu bersih pemilih dengan latar belakang Muslim, terutama dari segmen muslim moderat maupun konservatif.

"Bahkan, bersatunya mesin politik PKB dan PKS akan jauh lebih efektif dibanding bersatunya PAN dan PPP, karena para kader kedua partai itu memiliki loyalitas dan militansi yang lebih tinggi dibanding yang lain," ujar Umam.

Baca juga: PKB-PKS Jajaki Koalisi, Demokrat: Komunikasi antara Kita Terjalin Baik

Di samping itu, Umam menilai, koalisi yang dibangun PKB dan PKS memiliki ujian tersendiri karena basis pemilih keduanya memiliki paradigma politik yang bertolak belakang.

Ia mengatakan, PKB lahir dari Nahdlatul Ulama yang merepresentasikan Islam moderat, sedangkan PKS lahir dari gerakan Tarbiyah cenderung konservatif.

"Akibatnya, dalam berbagai momentum politik, relasi PKB dan PKS ini ibarat air dan minyak. Keduanya sulit bertemu dan para kadernya di lapangan, maupun di jagad maya, juga sering berbenturan satu sama lain," kata Umam.

"Karena itu, wacana koalisi PKB dan PKS patut diuji konsistensinya. Benarkah wacana koalisi PKB dan PKS itu didasarkan pada hadirnya ruang dialog paradigmatik dan kalkulasi politik yang matang di antara keduanya?" ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, PKB dan PKS menjajaki koalisi yang diharapkan dapat menjadi poros ketiga dalam Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Sinyal Koalisi PKB-PKS Dinilai Baik, PPP: Kalau Konstruksinya Pemilu, Belum Cukup Usung Capres

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, koalisi yang dijajakinya terbuka bagi siapa pun yang hendak maju, termasuk apabila PKB mengajukan Muhaimin sebagai calon presiden.

Namun, ia mengingatkan, penentuan nama calon presiden merupakan keputusan bersama koalisi dengan mempertimbangkan rekam jejak dan elektabilitas tokoh yang akan diusung.

"Kalau Cak Imin cocok, PKS ready dan siap, enggak masalah, tapi kami baru berdua nanti datang satu lagi, welcome, saya yakin Demokrat atau partai yang lain kami dengan PKB mengundang dengan pintu terbuka," kata Aboe, Kamis (9/6/2022).

Senada, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku partainnya terbuka untuk mengusung calon lain meski sebelumnya ngotot untuk mencalonkan Muhaimin sebagai presiden.

"Kalau tidak bergerak sendiri tentu bersama-sama ya mendialogkan. Apakah Gus Muhaimin harga mati buat PKB, harga mati, tapi kalau ada teman yang koalisi tentu bukan harga mati lagi tapi kompromi," kata Jazilul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com