JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) I Gede Pasek Suardika menceritakan pengalamannya berpindah-pindah partai politik (parpol) selama berkecimpung di dunia politik.
I Gede Pasek Suardika awalnya bergabung dengan Partai Demokrat. Kemudian, dirinya pindah ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Kini, Pasek mendirikan partainya sendiri, yakni PKN dan menjadi ketua umumnya.
Pasek pun menanggapi cap 'politikus kutu loncat' yang diberikan kepadanya karena berpindah-pindah partai politik itu. Pasek merasa bangga.
Baca juga: Kenang Syafii Maarif, Saleh Daulay Ingat Saat Dinasihati agar Tak Pindah-pindah Partai
"Malah bangga dia (konstituen Pasek di dapil Bali). (Katanya) 'Wah kalau gitu baru hebat, bisa bikin partai, tidak hanya ikut-ikutan saja'. Nah jadi ada semacam kebanggaan," ujar Pasek saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/6/2022).
Pasek merasa karir politiknya semakin berkembang dengan berpindah-pindah partai.
Di awal karirnya terjun ke dunia politik, Pasek menyebut dirinya hanya menjadi 'pengikut' di Partai Demokrat.
"Karena saya orang daerah yang ikut pengurus pusat. Hanya ikut," ucapnya.
Kemudian, setelah pindah ke Partai Hanura, Pasek mulai ikut bagaimana memikirkan nasib partai.
Di Hanura, Pasek diajak oleh Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan Ketum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) untuk memikirkan awal mula penyusunan pengurus partai.
Baca juga: Nasdem: Yang Tahu dan Berhak Menjawab Rencana Pindah Partai M Taufik Sendiri
Pasek menduduki jabatan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Hanura saat itu. Pasek mengatakan mereka bertiga sering rapat bersama merumuskan sesuatu.
"Yang ketiga ini, saya membuat partai. Jadi ada perbedaan. Kalau dipikir-pikir ada peningkatan kualitatif yang kita lakukan untuk menambah jam terbang di bidang partai politik," tutur Pasek.
Pasek menyebut dirinya mengalami peningkatan pengalaman selama berpindah-pindah partai.
Dari awalnya yang hanya sekadar menjadi pengikut, kemudian ikut mengelola partai, dan kini membuat partainya sendiri.
"Kalau hanya pindah, pindah, pindah, pindah saja kan beda lagi. Kalau ini kan saya buat dari awal, dari AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga)-nya, dari semuanya prosedur, pendaftaran, hukumnya, semua kita tangani. Kan bisa saja pindah (untuk) sekadar ngikut," katanya.
Baca juga: Ganjar Disebut Hasto Tak Tertarik Pindah Parpol, Pengamat: Untuk Jaga Soliditas