Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Indonesia Bersatu Diprediksi Incar Figur Bakal Capres Minim Dukungan Partai

Kompas.com - 13/05/2022, 17:59 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Poros koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diperkirakan akan digunakan buat memikat bakal calon presiden yang mempunyai elektabilitas baik yang kurang memiliki basis politik.

"Koalisi ketiga partai politik ini dapat dilihat sebagai strategi politik untuk memikat bakal calon presiden dengan elektabilitas baik tetapi tidak memiliki kepastian dukungan dari partai politik untuk memperoleh tiket pencalonan," kata peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, kepada Kompas.com, Jumat (13/5/2022).

Baik PAN, Partai Golkar, dan PPP adalah partai pendukung pemerintah saat ini.

Menurut Bawono, poros koalisi Indonesia Bersatu untuk saat ini kurang memiliki sosok yang cukup kuat atau populer dari segi elektabilitas untuk diusung secara sebagai capres. Maka dari itu, dia memperkirakan koalisi itu akan digunakan sebagai ajang untuk memikat tokoh-tokoh politik yang ingin merapat untuk mendapatkan dukungan menjadi capres.

Baca juga: Bentuk Koalisi, PPP Hargai Golkar yang Ingin Usung Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024

"Kalau dilihat ketiga partai politik ini tidak memiliki figur bakal calon dengan tingkat elektabilitas menjanjikan dari internal mereka masing-masing," ujar Bawono.

Terkait hal itu, Bawono memperkirakan koalisi Indonesia Bersatu akan memberikan posisi bakal calon presiden kepada figur dari eksternal, tetapi dengan elektabilitas menjanjikan. Selain itu, lanjut dia, tokoh yang akan kemungkinan didukung maju sebagai bakal capres harus yang belum memiliki kepastian dalam memperoleh dukungan partai politik untuk berlaga di pemilu mendatang.

"Sangat mungkin ketiga partai politik ini akan sodorkan satu nama figur sebagai representasi dari koalisi ini untuk diposisikan sebagai bakal calon wakil presiden, bukan bakal calon presiden," ujar Bawono.

Keputusan membentuk koalisi itu disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: PPP Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Masih Buka Kemungkinan Partai Lain Bergabung

“Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu,” tutur dia.

Menurut Ace, ketiga partai politik (parpol) itu sepakat untuk mengakhiri politik identitas yang menimbulkan polarisasi di masyarakat seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019.

“Kami ingin pemilu menjadi ajang kontestasi ide, gagasan, track record, dan prestasi. Kesempatan untuk saling membuktikan diri mana yang terbaik di antara para peserta kontestasi,” jelas dia.

Selain itu, Ace menegaskan, Koalisi Indonesia Bersatu ingin kompetisi hanya terjadi dalam proses Pemilu 2024. Setelahnya, masing-masing tokoh bisa bersatu untuk membangun bangsa.

“Karena kita butuh bersatu agar bisa sama-sama membangun Indonesia,” katanya.

Terakhir, Ace memaparkan bahwa nama Bersatu diambil dari masing-masing lambang ketiga partai tersebut.

Baca juga: Partai Golkar, PAN, dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu

“Beringin lambangnya Golkar, Surya (matahari) lambangnya PAN, dan Baitullah (Kabah) lambangnya PPP,” imbuhnya.

Koalisi ini terbentuk sehari setelah pertemuan Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Suharso menyebut koalisi ini akan segera merumuskan bentuk kerja sama secara detail dalam waktu dekat. Ia juga mengungkapkan keinginan koalisi untuk melanjutkan program-program strategis Presiden Joko Widodo.

(Penulis : Tatang Guritno | Editor : Bagus Santosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com