Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei Kepuasan terhadap Jokowi Naik dalam Waktu Singkat, Disebut karena Masalah Minyak Goreng

Kompas.com - 28/04/2022, 16:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indikator Politik Indonesia menemukan fenomena meningkatnya kepuasan publik terhadap Presiden RI Joko Widodo dalam tempo singkat, berdasarkan perbandingan survei terdahulu dengan survei teranyar mereka 20-25 April 2022.

"Sewaktu kita survei awal Januari 2022, persepsi publik sedang sangat bagus, yaitu 75,3 persen. Saat itu, kalau kita lihat selama 8 tahun pemerintahan Pak Jokowi, itu rekor tertinggi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya, Kamis (28/4/2022).

Namun, kemudian terjadi tren penurunan persepsi positif terhadap kinerja Presiden selama 2-3 bulan terakhir.

Hingga pertengahan April 2022, approval rating Presiden hanya mencapai 59,9 persen.

Baca juga: Survei Indikator: Publik Minta Tersangka Korupsi Minyak Goreng Dihukum Berat

"Menariknya, dalam beberapa hari terakhir, ada perubahan yang cukup luar biasa di mana publik mempersepsi lebih positif dibanding apa yang terjadi beberapa pekan sebelumnya," kata Burhanuddin.

Berdasarkan survei terbaru, responden yang mengaku puas dan sangat puas terhadap kinerja Jokowi kini mencapai 64,1 persen.

Diduga kuat, berbaliknya kepuasan terhadap Jokowi tak terlepas dari kasus minyak goreng yang menyita perhatian publik.

Pada 19 April 2022, Kejaksaan Agung menetapkan 4 orang dalam kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor yang melibatkan 3 korporasi raksasa dan pejabat teras Kementerian Perdagangan.

Baca juga: Survei Indikator: Kepuasan Publik pada Jokowi 60 Persen, Maruf Hanya 45 Persen

"Datanya menunjukkan dengan sangat terang-benderang, mereka yang percaya telah terjadi tindak pidana korupsi yang melibatkan Dirjen Perdagangan Luar Negeri, tingkat kepuasannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak percaya," kata Burhanuddin.

"Lalu, mereka yang percaya bahwa ada tindak pidana korupsi melibatkan pengusaha minyak goreng lagi-lagi kepuasan terhadap Presiden juga lebih tinggi ketimbang yang tidak percaya," imbuhnya.

Fenomena ini ditengarai terjadi karena sebetulnya, publik yang dalam hal ini direpresentasikan oleh responden menaruh harapan agar negara menangkap mafia minyak goreng (64 persen).

"Semakin berhasil Kejaksaan Agung meyakinkan publik bisa menuntaskan kasus ini, semakin tinggi kepuasan publik terhadap presiden. Ini menunjukkan, sekali lagi, kinerja penegakan hukum, khususnya yang berada di bawah kejaksaan dan kepolisian, punya impact positif dan negatif terhadap approval rate presiden," jelas Burhanuddin.

Baca juga: Muncul Hasil Survei Capres, Ini Kata Puan Maharani

Lalu, pada 22 April 2022, Jokowi juga mengumumkan kebijakan penghentian sementara ekspor minyak kelapa sawit yang berlaku efektif mulai hari ini.

Terlepas dari efektif atau tidaknya kebijakan ini terhadap jumlah dan harga minyak goreng di pasaran, namun kebijakan ini cukup populer sehingga disambut positif oleh masyarakat.

"Penyetopan sementara ekspor migor yang baru berlaku hari ini sesuai dengan preferensi publik. Itu yang menjelaskan, kami menyimpulkan, approval rate Presiden naik karena keputusan Presiden seusai dengan pendapat populer masyarakat," tutupnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com