Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Demokrat-Nasdem Dianggap Butuh Sosok Capres yang Kuat Supaya Diminati Publik

Kompas.com - 19/04/2022, 22:38 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana memandang bahwa upaya pembentukan poros politik antara Demokrat dengan Nasdem membutuhkan figur yang cukup kuat.

Sosok ini dibutuhkan untuk mengerek dukungan atau suara terhadap koalisi tersebut.

Baca juga: Kepopuleran AHY Dinilai Membuat Elektabilitas Partai Demokrat Naik

Pasalnya, poros politik yang kemungkinan terbentuk antara PDI-P dengan Gerindra sudah diisi nama-nama dengan elektabilitas mentereng, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Problemnya, saya merasa perlu figur atau tokoh yang akan mereka usung dalam pilpres. Sosok itu harus kuat dan berpotensi menang agar menjadi magnet (bagi partai) di luar 2 partai utama itu (Demokrat dan Nasdem)," kata Aditya kepada Kompas.com pada Selasa (19/4/2022).

"Membangun poros baru ini bisa dilakukan seandainya suaranya Demokrat dan Nasdem memadai. Kalau cukup memadai, bisa dilakukan," kata dia.

Baca juga: Usung AHY Jadi Capres, Partai Demokrat Tak Lagi Adakan Konvensi

Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dirilis Februari 2022, elektabilitas Demokrat melesat dari 5,4 persen pada Oktober 2021 menjadi 10,7 persen.

Partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono itu berhasil menggeser Golkar di posisi ketiga partai dengan elektabilitas tertinggi saat ini, menguntit Gerindra di posisi 2 dan PDI-P di puncak.

Sementara itu, elektabilitas Nasdem saat ini ada di posisi 7 (3,5 persen), bersaing dengan PKB (5,5 persen), PKS (6,8 persen).

Baca juga: Segenap Kader Partai Demokrat Ingin Usung AHY Jadi Capres

Meskipun demikian, Aditya menganggap, pembentukan poros baru oleh Nasdem dan Demokrat belum tentu akan menyelesaikan permasalahan politik saat ini.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan sedikitnya 3 poros politik.

"Kalau hanya menjadi 2 poros itu problem, problem yang tidak akan jauh beda dengan 2019 yang akan menimbulkan polarisasi politik identitas," ujar Aditya.

Baca juga: Demokrat Buka Peluang Bikin Poros Alternatif Bersama Partai Nasdem

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat AHY bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Selasa (29/3/2022).

Keduanya melakukan pertemuan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem di kawasan Jakarta Pusat.

Pertemuan itu diakui sebagai langkah awal kedua partai untuk membuka peluang koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com